LPSK Ungkap Ada Oknum Aparat Pukul Tenaga Medis & Pelajar di Tragedi Kanjuruhan: Lagi Bawa Korban
Dari hasil investigasinya, LPSK menyebut ada oknum aparat yang memukul seorang relawan medis di tragedi tersebut.
Terdapat tiga pelajar yang berada di dalam 20 pemohon tersebut.
Seorang saksi yang merupakan pendukung Arema FC atau Aremania , mengajukan permohonan kepada LPSK karena mendapatkan pemukulan dari oknum TNI.
Pemukulan tersebut terjadi ketika saksi yang disebut penonton-7 atau P-7 sedang mengevakuasi korban pingsan ke arah pintu VIP.
Saat kejadian, P-7 menyaksikan tembakan gas air mata ke arah tribun 10 dan pingsan.
Ketika sadar, P-7 sudah berada di tribun dalam posisi duduk.
Ia akhirnya keluar melalui pintu F stadion yang merupakan akses keluar mobil.
P-7 sempat berinisiatif membantu beberapa korban yang terlihat lemah atau pingsan.
Ia bersama sejumlah orang lainnya mengangkat korban ke arah pintu VIP.
Di situ, P-7 meminta pertolongan kepada aparat keamanan.
Namun, malah mendapatkan kekerasan.
P-7 mengalami pemukulan oleh oknum TNI.
Kekerasan baru berhenti ketika ia mengaku sebagai salah seorang keluarga dari penonton di tribun VIP.
Kekerasan ini tak hanya terjadi pada P-7.
Ada juga saksi yang disebut sebagai P-8, mendapat tendangan dari oknum TNI.
Ketika kejadian, P-8 sedang melompat ke arah lapangan karena menghindari gas air mata yang ditembakkan ke arah tribun 10.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/banten/foto/bank/originals/Suporter-Arema-FC-Aremania-turun-kedalam-stadion-usai-laga-Arema-FC-melawan-Persebaya.jpg)