Resesi Ekonomi

Akibat Terbebani Perang, Rusia Masuk dalam Jurang Resesi Ekonomi

Sanksi Barat dan dampak dari pengiriman puluhan ribu tentara Rusia ke Ukraina pada Februari telah mendorong Rusia ke dalam resesi

Editor: Siti Nurul Hamidah
Tangkap Layar Instagram/putin.kremlin.ru
Sanksi Barat dan dampak dari pengiriman puluhan ribu tentara Rusia ke Ukraina pada Februari telah mendorong Rusia ke dalam resesi 

TRIBUNBANTEN.COM - Sanksi Barat dan dampak dari pengiriman puluhan ribu tentara Rusia ke Ukraina pada Februari telah mendorong Rusia ke dalam resesi ekonomi, walaupun Moskow mengatakan Barat telah gagal menghancurkan ekonomi negaranya.

Pejabat Bank Sentral Rusia mengatakan pemanggilan 300.000 pasukan cadangan Moskow untuk berperang di Ukraina, atau disebut sebagai 'mobilisasi parsial', dapat memukul ekonomi Rusia karena akan melemahkan permintaan, menarik pekerja keluar dari bisnis, dan menjatuhkan kepercayaan konsumen.

Menurut perhitungan terbaru para analis, biaya mobilisasi militer Rusia dan dampak sanksi Barat akan menghancurkan perkiraan anggaran pemerintah dan menguras cadangan Moskow ke level terendah dalam beberapa tahun.

Hal tersebut akan semakin membebani sumber daya Kremlin, karena Presiden Vladimir Putin berupaya mendanai konflik tanpa akhir dan bersiap untuk kemungkinan pemilihan ulang pada 2024.

Setelah delapan bulan 'operasi militer khusus', Moskow telah menyusun anggaran 2023 yang tidak memperhitungkan biaya pemanggilan 300.000 tentara cadangan, pencaplokan empat wilayah Ukraina, dan upaya Barat untuk membatasi harga ekspor energi Rusia, kata para analis.

Ekonomi Rusia menyusut 5 persen secara year-on-year (YoY) pada September, menurut data yang dirilis Kementerian Ekonomi negara itu hari ini, Kamis (3/11/2022).

Baca juga: Warga Uni Eropa Berhemat, Langkah Hadapi Krisis Ekonomi yang Melanda

Melansir dari Reuters, Kementerian Ekonomi Rusia menyatakan pada Rabu (2/11/2022), Moskow berada di jalur untuk mencatat kontraksi 2,9 persen tahun ini.

Kementerian Ekonomi mengungkapkan, ekonomi Rusia 4,4 persen lebih kecil pada kuartal ketiga 2022, dibandingkan dengan periode yang sama di tahun lalu.

Ekonomi Rusia pada awalnya bertahan relatif baik terhadap gelobang sanksi Barat, namun kini dampaknya mulai terlihat, seperti yang dikatakan oleh para analis.

"Perkiraan ekonomi makro, yang menjadi dasar anggaran, dihitung sebelum mobilisasi (pengiriman tentara ke Ukraina). Itu tidak memperhitungkan sanksi baru, dan karena itu tidak mencerminkan kenyataan," kata seorang analis independen, Alexandra Suslina.

Baca juga: Bantu Rusia Kirim Drone ke Ukraina, Iran Dijatuhi Sanksi Baru oleh Uni Eropa

Penjualan ritel Rusia juga turun lebih dalam dan tingkat pengangguran sedikit meningkat pada September.

Setelah Kremlin mengumumkan mobilisasi parsial, berdasarkan data resmi dari layanan statistik Rusia Rosstat yang dirilis Rabu.

Sejak September, Kremlin memanggil sekitar 300.000 tentara cadangan untuk terjun ke "operasi militer khusus" di Ukraina.

Ratusan ribu orang telah meninggalkan negara itu sejak mobilisasi parsial diumumkan, karena takut dipaksa berperang dalam konflik tersebut.

Menurut Rosstat, penjualan ritel Rusia anjlok 9,8 persen pada September, setelah mengalami penurunan 8,8 persen pada bulan sebelumnya.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved