Makna Pakaian Adat Basahan Solo yang Digunakan Kaesang dan Erina, Warisan Budaya Kerajaan Mataram
Pakaian adat basahan Solo memiliki makna dan filosofi yang dalam, di mana dalam busana ini mengandung simbol berserah diri kepada Tuhan Yang Maha Esa
Makna pakaian adat basahan Solo
TRIBUNBANTEN.COM - Inilah makna pakaian adat basahan Solo yang digunakan Erina Gudono dan Kaesang Pangarep saat kirab pernikahan hari ini. Minggu (11/12/2022).
Pakaian adat basahan Solo adalah salah satu pakaian adat yang merupakan warisan budaya Kerajaan Mataram.
Pakaian adat basahan Solo memiliki makna dan filosofi yang dalam, di mana dalam busana ini mengandung simbol berserah diri kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Simbol itu berada di setiap elemen tata rias hingga busana yang digunakan.
Dahulu, pakaian ini hanya boleh digunakan oleh keluarga kerajaan, tapi seiring berjalannya waktu, masyarakat biasa juga boleh memakai busana seperti itu.
Ciri khas pakaian adat ini adalah, tidak ada atasan yang menutup seluruh atasan.
Bagi mempelai pria, dia bertelanjang dada dan hanya mengenakan dodot yang menutupi pusar.
Di bagian dadanya, pengantin pria mengenakan kalung. Dia juga memakai kuluk sebagai penutup kepala.
Tidak lupa, pengantin pria juga membawa keris sebagai lambang kekuatan.
Baca juga: Potret Manis Kaesang Pangarep dan Erina Gudono dalam Prosesi Ngunduh Mantu, Erina Seperti Putri Solo

Baca juga: Kaesang dan Erina Tampil Serasi di Acara Ngunduh Mantu, Pakai Busana Basahan Solo Putri
Keris itu bakal diambil saat mereka bakal sungkem dengan orang tua.
Sementara, mempelai wanita mengenakan kemben dengan bagian bahu dan dada atas terbuka.
Riasan Kaesang sebagai pengantin laki-laki lebih sederhana dari perempuan.
Untuk riasan pengantin perempuan, Erina Gudono terlihat menggunakan sanggul lengkap dengan ronce melati.
Dia juga mengenakan pakaian basahan berupa dodotan yang menutupi area dada.