UPDATE Gunung Anak Krakatau: Kawah Keluarkan Asap Putih, Waspadai Potensi Bahayanya
Berikut ini update Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda hingga Minggu (1/4/2023) dini hari.
TRIBUNBANTEN.COM - Berikut ini update Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda hingga Minggu (1/4/2023) dini hari.
Gunung Anak Krakatau berada di Lampung.
Letak geografis di Latitude -6.102°LU, Longitude 105.423°BT dan memiliki ketinggian 157 mdpl
Seperti dilansir dari laman magma.esdm pada hari Minggu ini diketahui kondisi terkini Gunung Anak Krakatau.
"Gunung api terlihat jelas hingga tertutup Kabut 0-III. Teramati asap kawah utama berwarna putih dengan intensitas tipis tinggi sekitar 25-50 meter dari puncak. Cuaca mendung, angin lemah ke arah timur laut".
Baca juga: Enam Gunung Berapi Teraktif di Indonesia 2023: Anak Krakatau Diurutan Pertama, Ini Catatannya
Di sekitar lokasi, cuaca mendung, angin lemah ke arah timur laut.
Adapun, suhu udara sekitar 27.1-28,5 derajat celcius.
Dengan kelembapan udara 69-75 persen
Setidaknya telah terjadi satu kali gempa tremor menerus dengan amplitudo 0.5-20 mm, dominan 3 mm.
"Masyarakat/pengunjung/wisatawan/pendaki tidak mendekati G. Anak Krakatau atau beraktivitas dalam radius 5 km dari kawah aktif," tambahnya
Enam Gunung Api Teraktif di Indonesia selama 2023
Berikut ini daftar enam gunung berapi teraktif di Indonesia selama 2023.
Gunung berapi teraktif itu berdasarkan jumlah letusan.
Seperti dilansir dari laman Magma.ESDM.go.id pada 31 Maret 2023, Gunung Anak Krakatau merupakan gunung teraktif.
Tercatat selama 2023 ini, telah terjadi 42 kali letusan Gunung Anak Krakatau.
Lalu, Gunung Merapi (28 kali), Gunung Semeru (28 kali), Gunung Kerinci (16 kali), Gunung lli Lewotolok (15 kali), dan Gunung Ibu (tiga kali).
Baca juga: Tiga Kali Erupsi, Begini Status Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda
Tiga Hal yang Perlu Anda Ketahui Soal Erupsi Gunung Anak Krakatau
Berikut ini tiga fakta yang perlu anda ketahui soal erupsi Gunung Anak Krakatau:
Berstatus Siaga
Sejak awal 2023, aktivitas Gunung Anak Krakatau meningkat.
Pada Rabu (4/1/2023), ketinggian semburan abu vulkanik mencapai 3 ribu meter dari atas puncak.
Status Gunung Anak Krakatau telah berada di Level III atau Siaga.
Untuk itu, masyarakat, pengunjung, wisatawan, maupun pendaki untuk tidak mendekati Gunung Anak Krakatau atau beraktivitas dalam radius 5 km dari kawah aktif.
Baca juga: Gunung Anak Krakatau Kembali Meletus Rabu Tengah Malam, Semburan Abu Vulkanik Capai 600 Meter
Sejarah Gunung Anak Krakatau
Gunung Anak Krakatau adalah gunung berapi aktif di Indonesia
Gunung Anak Krakatau berada di Selat Sunda yang memisahkan antara Pulau Sumatera dan Pulau Jawa.
Gunung Anak Krakatau lahir dari letusan maha dahsyat Gunung Krakatau pada 1883.
Setidaknya, letusan Gunung Krakatau itu mengakibatkan 36 ribu orang meninggal dunia.
Gunung Anak Krakatau merupakan kaldera atau fitur vulkanik yang terbentuk akibat erupsi besar Gunung Krakatau pada abad ke-19
Berikut Sejarah Gunung Anak Krakatau:
27 Agustus 1883
- Gunung Krakatau meletus.
- Semburan abu vulkanik setinggi 80 kilometer.
- Dentuman terdengar ke timur sampai Australia Tengah dan ke barat terdengar sampai Pulau Rodriguez, kepulauan di Samudera Hindia.
- Mengakibatkan tsunami setinggi 30 meter menerjang pantai-pantai Teluk Betung, Lampung, dan pesisir Jawa Barat dari Merak sampai Ujung Kulon.
- Korban tewas sekitar 36.000 orang.
- Selama tiga hari Pulau Jawa dan Sumatera tertutup hujan abu.
- Letusan membentuk Kaldera bawah laut.
1927
- Gunung Anak Krakatau Muncul dari bawah permukaan laut.
- Gunung Anak Krakatau terus tumbuh.
2018
- Rata-rata Gunung Anak Krakatau bertambah tinggi 4-6 meter per tahun.
- Ketinggian Gunung Anak Krakatau mencapai lebih dari 300 meter di atas permukaan laut.
Baca juga: Dua Kali Gunung Anak Krakatau Erupsi dalam Sehari, PVMBG Ingatkan Masyarakat Jangan Mendekat
Wilayah Zona Merah dan Berpotensi Tsunami
Pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Banten telah memetakan wilayah zona merah dan berpotensi tsunami di Banten.
Informasi itu disampaikan Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Banten, Nana Suryana kepada TribunBanten.com
Menurut dia, daerah rawan terjadi bencana di Banten meliputi Pandeglang, Lebak, Serang, Cilegon, termasuk Tangerang.
"Untuk daerah rawan tsunami itu di Pandeglang, Lebak bahkan ada di Kota Serang termasuk Tangerang, karena pusatnya gempanya ada di selatan," ujarnya saat ditemui di kantornya, Selasa (26/4/2022).
Dikatakannya, dalam mengantisipasi terjadinya tsunami, yang harus dipikirkan adalah masyarakat sekitar.
Baca juga: Gunung Anak Krakatau Keluarkan Letusan Capai 800 Meter, Berikut Tiga Fakta yang Perlu Anda Ketahui
Sebab, saat ini, sejumlah jalur evakuasi bencana tsunami di sejumlah daerah di Banten masih belum memadai.
"Ada beberapa titik evakuasi yang rutenya belum memadai," katanya.
Diakuinya, saat ini banyak akses jalur evakuasi di wilayah Banten masih belum memadai.
Sehingga hal itu harus segera dilakukan perbaikan, maupun pelebaran dan pengeresan.
"Minimal bisa lebih cepat terjangkau, baik untuk roda dua maupun roda empat," ujarnya.
Jangan sampai pada saat bencana tsunami yang terjadi pada tahun 2018.
Di mana pada saat itu, kata dia, jalur evakuasi justru menjadi tempat terjadinya kecelakaan.
"Berpapasan orang dengan orang saja sempit, sehingga banyak yang perlu dibenahi," ungkapnya.
Salah satu contohnya berada di jalan evakuasi yang berlokasi di Pantai Carita.
Dikatakannya akses jalan ke tempat evakuasi hanya memiliki lebar sekitar dua meter.
Sehingga ketika ada mobil masuk membuat akses jalan krodit.
"Hal ini sudah kita bicarakan ke BPBD terkait, untuk segera diperbaiki. Kalau jalan desa kan bisa pake dana desa dan CSR atau bisa juga dari Provinsi," katanya.
Disampaikannya bahwa untuk hal ini, semua stakeholder yang ada harus bekerjasama.
Sehingga tidak perlu membicarakan kewenangan siapa, namun harus dikerjakan secara bersama-sama.
Selain di Carita, Nana juga mengatakan bahwa untuk jalur evakuasi yang krodit bukan hanya di Carita Saja.
"Di daerah Cilegon ini juga perlu ada perbaikan, di sana ada tanahnya yang masih becek, dan sebagainya," kata dia.
Termasuk juga yang berada di daerah Cimanggu Sumur, Cibaliung dan beberapa wilayah yang ada di Kabupaten Lebak.
Baca juga: Dua Kali Gunung Anak Krakatau Erupsi dalam Sehari, PVMBG Ingatkan Masyarakat Jangan Mendekat
Nana berharap agar setiap wilayah sudah bisa menentukan titik lokasi yang akan dijadikan sebagai tempat evakuasi.
Terutama bagi wilayah yang memiliki potensi bencana tinggi.
"Tapi hampir di seluruh kecamatan yang berpotensi tinggi, mereka sudah menentukan titik evakuasinya," katanya.

Daftar 11 Desa di Lampung Selatan Terima Dana Desa Paling Tinggi 2025, Ada Serdang hingga Jati Mulyo |
![]() |
---|
Daftar Paskibraka Nasional 2025 dari Lampung, Lengkap dengan Cadangannya |
![]() |
---|
Pulau Sangiang: Pesona, Biaya dan Cara Menuju ke Sana, Pas Buat Liburan Keluarga saat Libur Sekolah |
![]() |
---|
Cara Daftar SPMB Lampung 2025 Jalur Domisili, Afirmasi dan Mutasi, Klik lampung.spmb.id |
![]() |
---|
22 Desa di Kabupaten Pringsewu-Lampung Terima Dana Desa 2025 Paling Tinggi, Ada yang Capai Rp1,4 M |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.