Mahasiswi UIN Banten Diculik
Demi Keamanan, UIN SMH Banten Larang Mahasiswi Korban Penculikan atas Dugaan PUM ke Kampus
UIN SMH Banten larang SLW (20), mahasiswi korban penculikan orang tidak dikenal (OTK) untuk berkuliah sementara waktu
TRIBUNBANTEN.COM, PANDEGLANG - Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin Banten atau UIN SMH Banten larang SLW (20), mahasiswi korban penculikan orang tidak dikenal (OTK) untuk berkuliah sementara waktu.
Hal tersebut mempertimbangkan psikis dan keamanan dari SLW yang diketahui diculik oleh OTK pada Jumat (31/3/2023) pagi.
Menurut pengakuan SLW, untuk sementara dirinya tidak diperbolehkan oleh pihak UIN SMH Banten untuk ke kampus.
Hal itu dilakukan untuk menjaga keselamatan dirinya atas hal-hal yang tidak diinginkan.
"Saya dilarang masuk ke kampus dulu, katanya tunggu sampai normal semua," katanya kepada TribunBanten.com pada Rabu (5/4/2023).
Sementara AS bapak korban mengatakan, anaknya mengalami trauma berat. Bahkan sering menangis ketika sendiri di dalam kamar.
"Anak saya masih suka nangis, trauma kayaknya," singkatnya.
Oleh sebab itu, penyembuhan psikis dan mental SLW saat ini lebih diprioritaskan ketimbang dirinya masuk kuliah.
Baca juga: Sebelum Diculik, Mahasiswi UIN Banten Sempat Diancam Soal PUM dan Asmara
Kronologi dan Motif Penculikan SLW
Kanit Reskrim Polsek Menes, Aiptu Aan Andriansyah mengatakan insiden itu berawal pada saat SLW sedang menunggu bus di halte perempatan Simanying, Kecamatan Menes pada Jumat (31/3/2023) pagi.
Lalu, kata dia, sebuah mobil Avanza berwarna Silver berhenti di halte tersebut.
Korban dihampiri tiga pria yang menodong menggunakan pisau.
"Korban yang diancam menggunakan pisau diminta naik ke bus yang tiba di halte. Di bus itu korban di ajak Selfi, jadi seolah-olah sudah naik bus," ungkapnya saat dihubungi TribunBanten.com, Rabu (5/4/2023).
Setelah di bus, korban dipukul di bagian pundak, hingga pingsan.
Kemudian, korban dimasukan ke dalam mobil Avanza dibawa ke arah Serang.
"Di tengah perjalanan korban bangun dan teriak. Namun, korban terus diancam dicubit untuk dimintai password HP," jelasnya.
Kemudian lanjut Aan, SLW dibawa ke sebuah bangunan kosong yang tidak diketahui oleh korban.
Dalam penculikan itu, SLW ditodong menggunakan pisau di bagian leher, dia juga diintrogasi oleh tiga pria di sebuah bangunan kosong.
Menurut SLW, interogasi itu terkait pemilihan umum mahasiswi (PUM) di kampusnya.
"Nanya-nanya soal PUM. Kayak hubungan lu sama PUM apa, sama kampus apa, lu punya power apa di kampus. Kenapa cewek ikut-ikutan politik kampus, sampai menghalangi rencana gw. Kayak gitu," kata SLW kepada TribunBanten.com, Rabu (5/4/2023).
Dari penelusuran TribunBanten.com, mahasiswi di UIN SMH Banten memang sedang menggelar PUM pada (29/3/2023).
PUM tersebut untuk memilih ketua dewan eksekutif mahasiswi (Dema) dan Senat Mahasiswa Universitas (Sema U).
Selain itu, ada juga pemilihan Dema dan Sema Fakultas dan pemilihan Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ).
Dalam PUM tersebut, SLW mengaku sebagai tim sukses dari salah satu calon Dema Universitas.
Meski demikian, SLW tidak bisa mereka-reka penculikan tersebut terkait PUM atau tidak.
Baca juga: Awal Mula Mahasiswi UIN Banten Diculik Sekelompok OTK, Lagi Nunggu Bus Tiba-tiba Ditodong Pisau
Sebab, pada (24/32023) lalu, dia juga sempat diancam oleh teman pria terkait masalah asmara.
"Ada dugaan pribadi juga, cuma enggak tau. Soalnya sempat dapat ancaman. Persoalan cinta gitu," ungkap SLW.
SLW menjelaskan, ancaman yang dimaksud yakni, dia diminta memilih antara pria A dan B yang menjadi pacarnya.
"Saya diam saja. Terus si A nyimpulin bahwa saya milih B. Terus dia bilang 'yaudah lu gak tau aja gw, bisa selicik apa gw di belakang lu, gw punya wewenang atas lu'," jelas SLW menirukan perkataan A.
SLW berharap, kasus ini segera terungkap agar dia mendapat keadilan.
Sebelum diculik, SLW mengaku diancam melalui Direct Massage (DM) Instagram pada Kamis (30/4/2023) malam. Ancaman itu kata SLW, menggunakan dua akun fake.
"Sebelum itu saya diancam melalui Instagram," katanya.
Adapun ancaman tersebut sebagai berikut :
"Sri lu kenapa ikun campur di komisariat' terus saya jawab, maksudnya?," ungkap SLW.
"Jangan pura-pura polos deh, gw tau lu punya koneksi di kampus kan," tanya orang tersebut yang ditirukan SLW.
Baca juga: Motif Penculikan Mahasiswi UIN Banten, Diduga Terkait Pemilu Mahasiswa
"Kemarin gw lihat lu ngobrol sama pak Zaini, jadi jangan sok polos. Lihat aja apa yang kita rencanakan buat lu' kita berarti banyak kan," tambahnya.
SLW mengungkap, ancaman itu tidak ditanggapi dengan serius oleh dirinya.
Dia juga bahkan tetap menjalankan aktivitas biasa tanpa mencurigai apapun.
"Biasa aja tadinya, tapi saya enggak nyangka kalau terjadi seperti ini (penculikan)," pungkasnya.
Korban Trauma
SLW (20) mahasiswi UIN SMH Banten mengaku, trauma atas dugaan penculikan yang dialami.
Saking traumanya, tangan wanita asal Kecamatan Menes, Kabupaten Pandeglang ini masih sering bergetar.
"Trauma ada, takut juga. Takut terulang lagi," kata SLW saat dihubungi TribunBanten.com, Rabu (5/4/2023).
Menurut SLW, setelah tragedi penculikan itu dia mengalami luka lebam akibat dipukul dan dicubit oleh pelaku.
Bahkan wanita semester 4 di Fakultas Hukum Syar'iah ini harus menjalani perawatan medis di Rumah Sakit Aulia Menes.
"Saya dirawat selama tiga malam, dua hari di RS Aulia," ungkapnya.
Kader HMI Minta Polisi Tangkap Pelaku Penculikan Mahasiswi UIN SMH Banten: Ini Soal Kemanusiaan |
![]() |
---|
Tujuh Fakta Penculikan Mahasiswi UIN SMH Banten, Korban Parno hingga Sering Menangis di Kamar |
![]() |
---|
Pelaku Penculikan Mahasiswi UIN SMH Banten Sempat Minta Password Gawai, Korban Diancam dan Dicubit |
![]() |
---|
Sebelum Diculik, Mahasiswi UIN Banten Sempat Diancam Soal PUM dan Asmara |
![]() |
---|
Sebelum Diculik, Mahasiswi UIN Banten Ngaku Sempat Diancam Lewat Instagram |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.