Ibu Kota Negara Resmi Pindah 2024, DKI Jakarta Berubah Status dan Revisi UU Nomor 29/2007
Ibu Kota Negara Resmi Pindah 2024. Bagaimana nasib DKI Jakarta sebagai Ibu Kota Negara?
"Saya ingin mengucapkan selamat dan sukses untuk Kongres Majelis Amanah Persatuan Kaum Betawi yang akan diselenggarakan 9 dan 10 Juni 2023. Saya menyakini Kongres ini bukan hanya seremonial saja namun juga memiliki esensi yang begitu dalam dan kuat yaitu komitmen kita semua sebagai masyarakat Betawi yang ingin Betawi maju dan bermartabat," tegasnya.
Baca juga: Presiden Jokowi Luncurkan Logo IKN Bertema Pohon Hayat, Berikut Makna hingga Cerita Pembuatannya
Sementara itu, Ketua Majelis Amanah Persatuan Kaum Betawi (MAPKB), H. Marullah Matali Lc.,M.A sangat mengapresiasi kegiatan yang diinisiasi kaum muda Betawi tersebut.
"KMB hebat, ini sebuah terobosan, ada tantangan dan peluang. Terutama, kaitannya Jakarta setelah tidak berstatus sebagai ibu kota negara," tegasnya.
Ia mengajak, seluruh masyarakat Betawi ikut menyukseskan pelaksanaan Kongres MAPKB yang akan diadakan pada 9-10 Juni 2023.
"Mari kita songsong Jakarta sebagai kota global dan kota bisnis yang bermartabat, maju dan berbudaya dengan Betawi sebagai masyarakat inti," tandasnya.
Diwaktu yang sama Rais Laskar Suku Betawi yang juga sebagai Ketum Ormas Betawi Bangkit David Darmawan juga berharap Betawi mampu mengukir sejarah peradaban yang dimana kini telah memasuki era 5.0.
"Tapi Betawi kini sebetulnya sudah 7.0 karena bukan hanya teknologi saja melainkan juga adat istiadatnya dan Betawi yg religius jadi Betawi ini bukan smart city lagi tetapi sudah bisa menjadi wiser global city. Jadi Betawi ini harus mengukir peradaban di era digital," ucap David.
Baca juga: Begini Nasib Proyek IKN Jika Anies Baswedan Terpilih Jadi Presiden RI, Tak Akan Terbengkalai?
Lebih jauh ia katakan, Betawi harus melangkah jauh kedepan sebagaimana dahulu Betawi sebagai pelabuhan utama yang menjadi panglimanya atau syahbandarnya yaitu orang-orang Betawi yang fasih dalam banyak bahasa, diantaranya bahasa Inggris, Tiongkok, Arab, Belanda dan Portugis.
"Jadi tidak ada tuh namanya anak Betawi yang hanya bisa satu atau dua bahasa, minimal tiga bahasa anak Betawi kudu kuasai," jelasnya.
Untuk diketahui, FGD ini menghadirkan narasumber berkompeten diantaranya, Brigjen (TNI) Marwan Suliandi Hakim Militer Anggota Pokkimiltama Mahkamah Agung, Prof. Hj. Yasmine Z Shahab Dosen Antropologi Universitas Indonesia, H. Zainuddin MH, S.E Ketua Steering Comittee Kongres MAPKB, dan
Dr. Lusi Andriyani M.Si Kaprodi Magister Ilmu Politik UMJ.
FGD juga dihadiri sejumlah tokoh Betawi seperti Beky Mardani Ketua Lembaga Kebudayaan Betawi, Kyai Lutfi Hakim imam besar FBR (Forum Betawi Rempug), Yahya Andi Saputra Budayawan Betawi, Yudhistira Tasli Dewan Kota Jakarta Timur, tidak lupa hadir bang David Darmawan Rais Laskar Suku Betawi dan juga ketum Betawi bangkit dan Muhammad Ichwan Ridwan Komisaris PT Jakarta Tourisindo (Jaktour).

| Nasib Oknum Polisi Lecehkan Wanita di Jalanan Jakarta, Kini Diperiksa Bid Propam Polda Metro Jaya |
|
|---|
| Serikat Buruh Tuntut Upah 2026 Naik 10,5 Persen, Intip UMP Provinsi di Indonesia 2025 |
|
|---|
| Gubernur Pramono Resmi Naikan Tarif Transjakarta, 15 Golongan Tetap Gratis |
|
|---|
| Daftar 15 Gubernur yang Endapkan Uang Triliunan di Bank, Paling Tinggi Jakarta, Jatim hingga Jabar |
|
|---|
| Sosok Safrianto, Jaksa Senior Dipromosikan Jadi Aspidum Kejati DKI Jakarta |
|
|---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.