Cek Fakta: Konsumsi Daging Kambing Picu Hipertensi dan Kolesterol Tinggi? Ini Jawaban Lengkapnya

Lantas benarkah konsumsi daging kambing bisa picu hipertensi dan kolesterol tinggi?

Editor: Siti Nurul Hamidah
Sajian Sedap
Benarkah konsumsi daging kambing bisa picu hipertensi dan kolesterol tinggi? 

TRIBUNBANTEN.COM - Pada momen Idul Adha ini, banyak pembagian daging kurban, salah satunya daging kambing.

Namun daging kambing memiliki reputasi kurang baik terkait kandungan kolesterol dan lemak yang tinggi di mata masyarakat di masyarakat.

Daging kambing kerap disebut penyebab tekanan darah tinggi (hipertensi) dan kolesterol tinggi.

Lantas benarkah konsumsi daging kambing bisa picu hipertensi dan kolesterol tinggi?

ilustrasi olahan daging kambing
ilustrasi olahan daging kambing (tasty.co)

Dikutip dari laman Kementerian Kesehatan, daging kambing merupakan jenis daging berotot yang merupakan jenis daging merah.

Daging merah adalah semua jenis daging berotot dari mamalia termasuk daging sapi.

Adapun yang perlu diketahui, ada pula jenis daging lain yakni jenis daging olahan, yakni daging yang diolah melalui pengasinan, pengawetan, fermentasi, diasap, atau proses lain untuk meningkatkan rasa atau keawetannya.

Daging olahan memiliki kandungan garam (natrium) dan nitritnya yang lebih banyak ketimbang daging merah.

Baca juga: 3 Tips Membuat Daging Kambing Tidak Prengus, Berikut Bahan-bahan Alami agar Daging Lebih Empuk

Daging Kambing dan Hipertensi

Dilansir Kemenkes, mengonsumsi daging olahan berisiko lebih besar menyebabkan timbul tekanan darah tinggi (hipertensi) dibandingkan mengonsumsi daging merah.

Mengapa demikian? Karena salah satu penyebab hipertensi adalah jumlah garam yang dikonsumsi.

Daging olahan yang terlalu banyak kandungan garamnya menyebabkan tinggi juga kemungkinan seseorang mengalami hipertensi.

Sehingga bukan daging kambingnya yang disalahkan, tetapi bagaimana cara memproses daging kambing tersebut.

Penambahan banyak garam pada daging kambing biasanya dilakukan untuk memberikan rasa yang lebih gurih maupun mengurangi bau amis.

Tetapi, penambahan garam dalam jumlah yang terlalu banyak pada daging kambing bisa memberikan dampak negatif bagi kesehatan manusia.

Terutama jika dikonsumsi secara berlebihan.

Penggunaan garam dalam proses pengolahan daging kambing sebaiknya dibatasi.

Selain itu penggunaan bumbu-bumbu lain seperti rempah-rempah atau bawang putih dapat memberikan rasa yang lebih enak pada daging kambing tanpa harus menambahkan terlalu banyak garam.

Garam Laut
Garam Laut (Kompas.com)

Baca juga: 11 Cara Mengolah Daging Kambing Agar Tidak Bau Prengus, Salah Satunya: Jangan Dicuci!

Daging Kambing dan Kolesterol

Sementara itu dari penelitian, daging merah atau lean meat tidak meningkatkan kolesterol jahat dalam darah.

Sedangkan pada daging berlemak, daging olahan, minyak, makanan cepat saji merupakan sumber lemak jahat (jenuh) yang dapat menyebabkan peningkatan kolesterol.

American Heart Association menyarankan mengonsumsi daging tanpa lemak dan membatasi mengonsumsi daging olahan.

Selain itu ada sejumlah tips untuk penikmat daging agar bisa menikmati daging dengan cara yang lebih sehat yaitu

- Membatasi jumlah dan memilih jenis daging yang tanpa lemak

- Memakan daging seporsi yaitu dua sampai dengan tiga ons atau seukuran setumpuk 1 deck kartu

- Potong bagian lemak sebelum memasak dan tuangkan lemak yang meleleh setelah dimasak

- Gunakan metode memasak minim menggunakan minyak seperti rebus dan panggang

- Minimalkan makan daging olahan

- Kurangi penambahan garam atau MSG berlebihan

(Tribunnews.com/Gilang Putranto)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Benarkah Daging Kambing Sebabkan Hipertensi dan Kolesterol Tinggi?

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved