Kisahnya Bikin Haru, Kepsek dan Pelajar di Sekolah Berbeda Ini Nangis Gegara Dikecewakan PPDB
Kepala Sekolah dan Pelajar dari sekolah berbeda ini menangis karena dikecewakan PPDB.
TRIBUNBANTEN.COM - Kepala Sekolah dan Pelajar dari sekolah berbeda ini menangis karena dikecewakan PPDB.
Mereka yaitu, Evif Damayanti, Kepala SDN 3 Babadan, Ponorogo, Jawa Timur.
Dan, P (15), warga Duren Sawit.
Mereka mempunyai alasan masing-masing karena dikecewakan PPDB.
Evif Darmawati menangis karena tidak ada murid yang mendaftarkan diri di sekolahnya
Sedangkan, P menangis karena nilainya belum memadai untuk masuk ke SMA negeri
Baca juga: PPDB SMA Banten Jalur Afirmasi Dibuka hingga 31 Agustus 2023, Khusus Siswa Kurang Mampu
Pada penerimaan peserta didik baru (PPDB) 2023 ini, SD Negeri Babadan, Ponorogo tidak ada yang mendaftar, meskipun sekolah tersebut tergolong sekolah yang berprestasi.
Namun hal tersebut tidak membuat keadaan lebih baik.
"Peminat kita sedikit, terus area kita juga terbatas. Satu jalan ini saja ada dua sekolah, kemudian penduduknya juga sedikit," ujar Evif dikutip dari KompasTV, Kamis (19/7/2023).
Dia juga mengungkap, sebenarnya sudah memprediksi akan terjadinya kondisi seperti ini.
"Kita sudah menghitung jumlah TK-nya hanya satu, dan hanya dibagi ke dua lembaga," ujarnya.
Akibatnya, kini ruang kelas 1 harus dikosongkan dan dijadikan perpusatakaan.
Sementara proses belajar mengajar kelas 2 hingga 6 masih berjalan normal.
"Kita juga tidak kurang-kurang dalam berusaha, sekuat tenaga sesuai dengan kemampuan kita," tuturnya.
Sementara itu, hal berbeda dialami P (15), seorang pelajar di Duren Sawit
Ibunda P yang berinisial F (38) mengungkapkan, putrinya menangis lantaran nilainya belum memadai untuk masuk ke SMA negeri yang dipilih.
"Hari pertama PPDB, tanggal 12 Juni 2023 jam 08.00 WIB, kami sekeluarga hanya memantau saja. Dengan nilai akhir anak saya, bisa masuk ke SMA mana," ungkap F di kediamannya, Duren Sawit, Selasa (18/7/2023).
Saat itu, P sudah didaftarkan dalam sistem PPDB. Namun, ia belum didaftarkan ke sekolah mana pun.
F mengatakan, hari pertama PPDB sengaja dimanfaatkan untuk memantau nilai akhir di beberapa sekolah.
Saat memeriksa beberapa sekolah yang diincar, F melihat posisi anak-anak sepantar P yang memiliki nilai serupa kian menurun.
Mereka pun tergeser oleh anak-anak yang nilainya lebih tinggi.
Dengan kata lain, P pun tidak akan bisa masuk ke sejumlah sekolah tersebut jika nekat mendaftar.
"Cek di sekolah ini dan itu enggak masuk, nangis anak saya," ungkap F.
Baca juga: Juara Tapi Tak Lulus SMAN Cerita Runner Up Piala Wali Kota Tangerang Gagal Lolos PPDB Banten 2023
Pada 13 Juni, F mencoba mendaftarkan anaknya ke salah satu SMA pilihan P.
Sepanjang hari, posisi P masih aman sampai akhirnya tergeser pada 14 Juni sekitar pukul 05.00 WIB.
"Akhirnya, hari ketiga (14/7/2023), masukin P ke SMA lain. Aman, enggak tergeser," kata F.
Pada 15 Juni, P mendapat pengumuman bahwa ia lolos PPDB jalur prestasi akademik di SMA tersebut dan diberi instruksi untuk melakukan lapor diri.
Selanjutnya, pihak sekolah menghubungi P terkait kegiatan masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) dan keperluan lainnya berkait kegiatan pembelajaran.
"Masuknya sudah dari tanggal 12 Juli. Mulai memasuki jadwal belajar seperti biasa tanggal 17 Juli kemarin," F berujar.
F menjelaskan, dalam jalur prestasi, ada sejumlah hal yang perlu disiapkan dalam hal akademik untuk menghasilkan nilai akhir yang tinggi.
Rinciannya, nilai rapor yang dimasukkan ke dalam Sistem Pendataan Nilai Rapor (Sidanira), kepengurusan dalam OSIS dan ekstrakurikuler, serta keikutsertaan dalam lomba yang diakui pemerintah seperti Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N).
Adapun nilai dalam Sidanira mencakup lima mata pelajaran, yakni IPA, IPS, Bahasa Indonesia, PPKN, dan Matematika.
"Sidanira adalah nilai yang murni diambil dari lima mata pelajaran itu. Nilai akhir itu gabungan dari nilai Sidanira, kepengurusan OSIS dan ekskul, dan lomba," jelas F.
"Lombanya harus yang diakui pemerintah. Kalau lomba biasa, tapi dapat peringkat satu, enggak begitu ngaruh. Untuk P, nilai akhir hanya dari nilai Sidanira dan kepengurusan ekskul saja," sambung dia.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kisah Siswi di Duren Sawit, Menangis Tak Bisa Daftar PPDB Jalur Prestasi di SMA Pilihan, Akhirnya Lolos di Sekolah Lain"
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Tangis Kepsek SD di Ponorogo, Tak Ada Murid yang Daftar di Sekolahnya, Ruang Kelas Kini Dijadikan Perpustakaan"

Elementary school principal in Ponorogo cries, no students register at school, classrooms are now turned into libraries
Did you mean Tangis Kepsek SD di Ponorogo, Tidak Ada Murid yang Daftar di Sekolahnya, Ruang Kelas Kini Dijadikan Perpustakaan
Peserta Sekolah Rakyat di Kota Tangsel Ngeluh Pembelajaran Tak Kunjung Mulai: Sudah 3 Kali Diundur! |
![]() |
---|
Sachrudin Ajukan Pembangunan Sekolah Rakyat di Kota Tangerang ke Pemprov Banten |
![]() |
---|
Siswa di Tangsel Cemas, Jadwal Sekolah Rakyat 33 Diundur Akibat Renovasi Belum Rampung |
![]() |
---|
Tak Cuma Gratis Biaya Pendidikan, Siswa Sekolah Rakyat Asal Tangsel Juga akan Dapat Rekreasi Gratis |
![]() |
---|
Anggaran Seremonial Dipangkas, Sekolah Gratis dan Pembangunan Jalan di Banten Jadi Prioritas |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.