Tolong! 75 Siswa SDN di Pandeglang Banten Belajar di Tenda Darurat, Tiga Kelas Digabung

75 siswa SDN di Pandeglang, Banten belajar di tenda darurat. SDN itu berada di Kiarajangkung

Editor: Glery Lazuardi
Dok. Kepala SDN Kiarajangkung via TribunBanten.com/Engkos Kosasih
75 siswa SDN di Pandeglang, Banten belajar di tenda darurat. SDN itu berada di Kiarajangkung, Kecamatan Cibitung, Kabupaten Pandeglang, Banten. Sebanyak tiga kelas mulai dari kelas 1, 2 dan 3 digabung ke dalam satu tempat. 

TRIBUNBANTEN.COM - 75 siswa SDN di Pandeglang, Banten belajar di tenda darurat.

SDN itu berada di Kiarajangkung, Kecamatan Cibitung, Kabupaten Pandeglang, Banten.

Sebanyak tiga kelas mulai dari kelas 1, 2 dan 3 digabung ke dalam satu tempat.

Berdasarkan pemantauan TribunBanten.com, mereka belajar di tenda bertuliskan Kementerian Sosial.

Mereka terpaksa belajar di tenda darurat karena kondisi ruang kelas yang rusak parah.

Baca juga: Siswa SD Negeri Belajar di Tenda Darurat, DPRD Pandeglang Sentil Dinas Pendidikan

Kepala Sekolah SDN Kiarajangkung, Ade Rahman mengatakan ada sebanyak 75 pelajar dari kelas 1, 2 dan 3 yang belajar di tenda darurat.

"Iya itu insiatif kami untuk mendirikan tenda darurat," kata Ade saat dihubungi TribunBanten.com, Minggu (23/7/2023).

Ade menjelaskan, alasan dia mendirikan tenda darurat karena kondisi bangunan tiga ruang kelas tersebut tidak layak pakai.

Sehingga saat pertama masuk sekolah, yakni pada Senin 17 Juli 2023, Ade beserta korwil pendidikan serta pihak Kecamatan Cibitung melakukan rapat.

Kemudian pada Rabu, tenda darurat dikirm oleh BPBD-PK Kabupaten Pandeglang dan langsung dipasang.

"Kami khawatir saat anak-anak belajar terjadi sesuatu, nanti kami lagi yang repot. Pada Kamis sudah belajar di tenda darurat itu," jelasnya.

Alasan Ade tidak menerapkan sistem shift belajar karena rata-rata siswa yang sekolah di SDN Kiarajangkung berasal dari pelosok.

"Jadi orang tuanya tidak setuju, makanya kami bingung, gimana caranya anak-anak belajar dengan tenang," ujarnya.

Ade menyebut kondisi ruang kelas yang rusak direhab pada tahun 2021, namun karena faktor alam bangunan itu kembali rusak.

"Tanahnya kan selau bergerak, saat kemarau tanah retak. Terus saat hujan, tanah nyatu lagi, sehingga berpengaruh pada bangunan," ungkapnya.

Sumber: Tribun Banten
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved