Melalui Pelatihan Tenaga Kerja, Disnaker Kota Cilegon Berupaya Tekan Angka Pengangguran

Laporan Wartawan TribunBanten.com Ahmad Tajudin

TRIBUNBANTEN.COM, KOTA CILEGON - Dinas Ketenagakerjaan Kota Cilegon berupaya menekan angka pengangguran di Kota Cilegon.

Upaya yang dilakukan dengan cara memberikan pelatihan ketenagakerjaan.

Pernyataan itu disampaikan Plt. Kepala Disnaker Kota Cilegon, Panca Nugrah Setianto Widodo.

"Pelatihan di Disnaker ada dua sasaran. Ada pelatihan yang bisa berperan aktif ke industri dan sasaran pelatihan supaya bisa berwirausaha," kata dia saat ditemui di Ballroom Royale Krakatau Hotel Kota Cilegon, Jumat (4/8/2023)

Baca juga: Provinsi dengan Angka Pengangguran Tertinggi, Benarkah Banten Jadi Tempat Tujuan Pencari Kerja?

Berdasarkan data, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Tahun 2022 di Kota Cilegon mencapai 8,1 persen.

Kota Cilegon menempati ranking keempat dengan tingkat pengangguran terbuka se-Banten.

"Tingkat pengangguran terbuka tahun 2022 itu adalah 8,1 persen, kita sudah mencapai rangking 4 se-Banten," ujarnya.

Meski Kota Cilegon dikenal dengan Kota Baja, atau banyak perusahaan industri.

Namun masih banyak warga Kota Cilegon yang belum terserap ke perusahaan industri.

"Kalau itu, tergantung kebutuhan mereka (perusahaan,-red), menyesuaikan dengan apa yang ada di kita," katanya.

"Kebutuhannya mungkin ada tapi ngga banyak, oleh karena itu harus disesuaikan dengan dunia pendidikan," sambungnya.

Menurut Panca, faktor pendidikan bisa menjadi penunjang bagi warga Kota Cilegon apakah bisa terserap atau tidak di dunia industru.

Sebab ia menilai bahwa pendidikan merupakan program hulunya, sedangkan hilirnya adalah program dari ketenagakerjaan.

"Dengan melihat potensi yang ada di Cilegon, tidak bisa kita pungkiri industri di Cilegon kebanyakan padat modal, jadi sangat berpengaruh dengan penyerapan tenaga kerja," katanya.

Baca juga: Tingginya Angka Pengangguran Buat Jutaan Warga Banten Terlilit Pinjol? Begini Penjelasan PJ Gubernur

Berbicara industri, kata dia, tentunya pendidikan formal menjadi salah satu acuannya.

"Karena kita tidak bisa memaksakan industri untuk membuka lowongan atau jabatan yang diisi, biasanya kalau bicara industri, terkait basic," tukasnya.