Dapat Bantuan Rp 102 Miliar dari Bank Dunia, Pemkot Cilegon akan Bangun Pabrik Pengolahan Sampah

Adapun harga BBJP diperkirakan kurang lebih diangka Rp 800 ribu perton.

Sementara kalau rdf, kata dia, hanya di angka kurang lebih Rp 250 perton.

Kemudian selain memiliki kapasitas yang cukup besar, kehadiran pabrik pengelolaan sampah terpadu itu juga akan membuka peluang kesempatan kerja bagi warga kota Cilegon.

"Tenaga bantuan nanti yang dibutuhkan bisa mencapai di angka 70 sampai 100 orang," ungkapnya.

Dalam kesempatan itu, Helldy mengucapkan terimakasih dan mengapresiasi setinggi-tingginya atas realisasi bantuan dari Bank Dunia.

Sebab, kata Helldy, untuk bisa mendapatkan bantuan dari Bank Dunia tidak lah mudah.

"Kami melalui kontes dulu dari kurang lebih 40 kabupaten kota kami masuk ke 6 besar dan 6 nya sudah direalisasikan," tambahnya.

Sementara itu, Kasubdit Wilayah 1 pada Dirjen Cipta Karya Kementrian PUPR, Sandhi Eko Bramono menambahkan bahwa dari 40 kabupaten kota di Indonesia yang telah dilakukan screening.

Kota Cilegon menjadi salah satu Kota dari enam yang lolos screening melalui program ISWMP (Improvement of Solid Waste Management to Support Regional Area and Metropolitan Cities).

Baca juga: Dukung Pengelolaan Sampah Cilegon, TPSA Bagendung Dapat Bantuan Mesin Pencacah Dari Korea

"Dari 8 menjadi 6 salah satunya kota Cilegon termasuk kota dengan timbulan sampah yang besar," ungkapnya.

Sandhi berharap melalui kerjasama tersebut dapat menyelesaikan permasalahan sampah secara signifikan.

"Kemudian memperpanjang umur teknis sampah Bagendung, karena tujuan TPST kita sudah tidak lagi ada dalam mashab kumpul angkut buang, mashabnya adalah kurangi diolah baru residunya saja yang masuk ke tpa sampah," tandasnya.