FAKTA Penusukan Santri Krapyak: Kronologi, Motif hingga Modus Pelaku

Insiden penusukan terjadi di daerah Prawirotaman, Jalan Prangtritis, Brontokusuman, Mergangsan, Yogyakarta pada Rabu (23/10/2024).

|
Penulis: Glery Lazuardi | Editor: Glery Lazuardi
istimewa
Ilustrasi Penusukan. Insiden penusukan terjadi di daerah Prawirotaman, Jalan Prangtritis, Brontokusuman, Mergangsan, Yogyakarta pada Rabu (23/10/2024). 

TRIBUNBANTEN.COM - Insiden penusukan terjadi di daerah Prawirotaman, Jalan Prangtritis, Brontokusuman, Mergangsan, Yogyakarta pada Rabu (23/10/2024).

Dua orang santri yang sedang mondok di Pondok Pesantren Al-Fatimiyah Al Munawwir, Krapyak, Yogyakarta, menjadi korban.

Mereka yaitu, Shafiq Faskhan berusia 20 tahun dan Muhammad Aufal Maromi berusia 23 tahun. 

Korban dianiaya dan salah satu korban bahkan ditusuk menggunakan senjata tajam saat membeli sate di daerah Prawirotaman, sekitar pukul 21.00 WIB. 

Ketika sedang bersantai setelah makan, tiba-tiba diserang segerombolan orang.

Baca juga: Polisi Tangkap Pasutri Pelaku Penusukan di Tangerang, Korban Ditemukan Berlumur Darah

Kronologi

Santri Pondok Pesantren Al Munawwir Krapyak sekaligus salah salah satu korban pengeroyokan di Jalan Parangtritis, Kamantren Mergangsan, Kota Yogyakarta, yakni AM (23), memberikan pernyataan terkait kejadian yang menimpanya.

"Saya sama temen saya, S (20), jadi korban," kata AM kepada awak media, di RS Pratama Yogyakarta.

Ia mengalami luka pada bagian kepala dan patah tulang pada bagian tangan kiri, akibat kejadian yang berlangsung pada Rabu (23/10/2024) malam itu.

AM mengaku, sebelum kejadian berlangsung, ia bersama rekannya sedang menyantap sate ayam di warung yang menjadi lokasi kejadian. 

Setelah menyantap makanan itu, mereka memilih bersantai sejenak dan tidak langsung pulang ke Pondok Pesantren Al Munawwir. 

Namun apes, Tiba-tiba segerombolan orang tak dikenal datang dan mengatakan "ini-ini-ini" sambil menunjuk AM dan S. 

Kemudian orang-orang tak dikenal itu menyerang mereka berdua.

"Kan enggak tahu apa-apa, kita. Enggak langsung lari juga. Kita cuma bisa bilang enggak tahu apa-apa, enggak tahu apa-apa, tetapi tetap aja diserang," ujar dia.

Lanjutnya, setelah menunjuk mereka berdua, gerombolan orang tak dikenal itu langsung memukul. 

Sumber: Tribun Jogja
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved