Pengakuan TKW Asal Serang Banten, Kerja Tersiksa 8 Bulan Karena Sudah Dibeli Majikan Rp 70 juta

Seorang Pekerja Migran Indonesia (PMI) atau TKW asal Kampung Koperasi, Desa Bulakan, Kecamatan, Kabupaten, Banten, Maesaroh (42) menjadi korban

Penulis: Ade Feri | Editor: Ahmad Tajudin
Dok. Istimewa
Momen saat Maesaroh  tiba kembali di Indonesia, Kamis (20/2/2025) 

Laporan Wartawan TribunBanten.com, Ade Feri Anggriawan 


TRIBUNBANTEN.COM, SERANG - Seorang Pekerja Migran Indonesia (PMI) atau TKW asal Kampung Koperasi, Desa Bulakan, Kecamatan, Kabupaten, Banten, Maesaroh (42) diduga menjadi korban penyiksaan oleh majikan di Arab Saudi selama delapan bulan bekerja. 

Maesaroh mengatakan, dirinya kerap tidak diberi makan oleh sang majikan selama beberapa hari, namun dipaksa untuk tetap bekerja. 

Bahkan saat dirinya mengeluhkan sakit vertigo dan lambung, majikannya tidak peduli dan terus memaksa untuk bekerja.

"Saya kadang nahan tidak makan selama tiga hari, kadang seminggu tidak dikasih makan. Dikasih makan juga makanan bekas," ujarnya kepada TribunBanten.com,  melalui sambungan telepon, Jumat (21/2/2025).

Baca juga: Cerita TKW Asal Serang Banten yang Disiksa Majikan di Arab, Diberi Makan 4 Hari Sekali

Maesaroh menuturkan, dirinya berangkat mengadu nasib ke luar negeri pada 13 Juni 2024, melalui sponsor di Jakarta bernama Ade Solihin.

Namun, belakangan Maesaroh baru mengetahui bahwa sponsor yang memberangkatkan ia ke Arab, merupakan sponsor ilegal atau calo.

"Sponsor (calo) nya itu yang di kampung namanya Halimah, yang di Jakarta Ade Solihin," ucapnya. 

Baca juga: Prakiraan Cuaca di 8 Daerah se-Provinsi Banten Hari ini, Sabtu 22 Februari 2025: Sebagian Hujan

Maesaroh juga mengaku tahu, bahwa ia telah dibeli oleh majikan melalui agen dan sponsor sebesar Rp 70 juta.

"Saya berangkat naik pesawat, soalnya kan uang dari majikan itu udah nyalur buat tiket," ucapnya. 

"Satu orang itu dibeli sama majikan Rp 70 juta, uangnya itu dikasih majikan ke agen, terus agen kasih ke sponsor bagi dua uang itu," kata Maesaroh. 

"Saya tahu nya pernah liat gitu aja," jelasnya. 

Dirinya berujar, selama delapan bulan bekerja hanya digaji selama tiga bulan saja. Itu pun tidak full.

"Gajian pertama Rp 12 juta, terus Rp 1juta, dan terakhir Rp900 ribu," katanya.

Namun kata dia, uang tersebut habis ia gunakan untuk berobat dan beli makan selama diisolasi di Sarikah Smasco. 

Sumber: Tribun Banten
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved