Sosok Misri Tersangka Kasus Kematian Brigadir Nurhadi di Mata Guru SMAN 11 Muaro Jambi

Misri Puspita Sari, tersangka kasus kematian Brigadir Nurhadi, dikenal sebagai siswi berprestasi saat bersekolah di SMAN 11 Muaro Jambi.

Editor: Abdul Rosid
Kolase
Misri Puspita Sari, tersangka kasus kematian Brigadir Nurhadi, dikenal sebagai siswi berprestasi saat bersekolah di SMAN 11 Muaro Jambi. 

TRIBUNBANTEN.COM - Nama Misri Puspita Sari mendadak mencuat dalam kasus kematian tragis Brigadir Muhammad Nurhadi di Gili Trawangan, Lombok Utara. 

Wanita 23 tahun asal Jambi ini ditetapkan sebagai salah satu tersangka bersama Kompol Made Yogi dan Ipda Haris Chandra.

Namun, siapa sebenarnya sosok Misri di mata orang-orang yang mengenalnya sejak lama?

Baca juga: Beda Nasib dengan Misri, Ini Alasan Melanie Putri Tak Jadi Tersangka Kasus Kematian Brigadir Nurhadi

Dikenal sebagai Siswi Berprestasi di SMAN 11 Muaro Jambi

Misri merupakan alumni SMAN 11 Muaro Jambi, lulus pada tahun 2019. Tim Tribun mendatangi sekolah tersebut untuk menelusuri rekam jejak akademiknya. Beberapa guru yang masih mengajar di sana mengaku terkejut saat mengetahui Misri menjadi tersangka kasus pembunuhan.

“Dia (Misri) ini murid yang baik, sopan, dan cukup menonjol. Akademiknya bagus, nonakademiknya juga aktif,” ujar seorang guru yang enggan disebutkan namanya, Jumat (11/7/2025).

Guru tersebut menambahkan bahwa Misri sempat mewakili sekolah dan daerah dalam ajang modelling tingkat kabupaten hingga provinsi.

“Dia pernah mewakili sekolah ke ajang modelling di luar daerah. Secara kepribadian, anaknya tidak neko-neko,” lanjutnya.

Kepala Sekolah Belum Mengenal Langsung Sosok Misri

Haryadi, Kepala SMAN 11 Muaro Jambi saat ini, mengaku belum mengenal sosok Misri secara langsung karena baru menjabat dalam dua tahun terakhir.

“Saya belum mengenalnya karena baru menjabat tahun lalu, tapi beberapa guru memang menyebut dia anak berprestasi,” katanya saat ditemui di ruang kerjanya.

Keluarga Kaget dan Minta Perlindungan Hukum

Kabar penetapan tersangka terhadap Misri membuat keluarga di Mendalo Darat, Kabupaten Muaro Jambi, terpukul. Sang tante, Neni, menyebut bahwa Misri berpamitan kepada ibunya untuk bekerja di Lombok sebelum berangkat.

“Misri bilang mau kerja ke Lombok, itu pertama kalinya dia ke sana. Tapi ternyata malah terseret kasus pembunuhan,” ucap Neni.

Neni juga menyampaikan bahwa keluarga besar merasa Misri disudutkan secara tidak adil, terutama di media sosial.

Halaman
12
Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved