Jejak Sejarah Pasar Rau Kota Serang : Diresmikan Megawati 2004, Kini Kumuh dan Menanti Wajah Baru

Pasar Induk Rau (PIR) merupakan pasar tradisional terbesar di Kota Serang, Banten. Pasar ini berdiri di atas lahan sekitar 5 hektar

Tribuners/Martin Ronaldo Pakpahan
GEDUNG PASAR - Pasar Induk Rau di Jalan KH Abdul Latif, Kota Serang, Rabu (15/7/2020) 

Laporan Wartawan TribunBanten.com, Muhamad Rifky Juliana 

TRIBUNBANTEN.COM, SERANG - Pasar Induk Rau (PIR) merupakan pasar tradisional terbesar di Kota Serang, Banten.

Pasar ini berdiri di atas lahan sekitar 5 hektar yang mempunyai bangunan berlantai tiga.

Pada tahun 1982, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Serang membangun pasar tersebut sebagai alternatif menjadi pusat perbelanjaan.

Namun seiring berjalannya waktu, tampak pasar tradisional ini membutuhkan fasilitas yang lebih modern.

Baca juga: Penataan Pasar Induk Rau, Ratusan Pedagang Dipindahkan Serentak ke Area Dalam Gedung Pasar

Kemudian Pasar Rau pada tahun 2002 mulai berbenah mengalami transformasi besar-besaran yang akhirnya menjadi pasar induk.

Pengembangan Pasar Induk Rau ini berkerjasama dengan PT Pesona Banten Persada yang disebut Rau Trade Centre (RTC).

Di sekitar area pasar ini ditempati oleh banyak pedagang sembako, sayur-mayur, pakaian, alat rumah tangga dan masih banyak lagi.

Bahkan para pedagang berjualan hingga sepanjang jalan utama yang menyebabkan kemacetan ataupun banjir.

Pasar Induk Rau Diresmikan Megawati pada 2004

Presiden ke-5 Megawati Soekarnoputri meresmikan Pasar Induk Rau Kota Serang pada tahun 2004.

Momen tersebut merupakan sejarah penting bagi pasar ini, yang menandakan era baru sebagai pasar induk terbesar di Provinsi Banten.

Kondisi Pasar Induk Rau Terlihat Tidak Terawat dan Kumuh

Saat ini, kondisi pasar terlihat kumuh dan fasilitas yang kurang terawat menjadi perhatian utama.

Apalagi hasil pantauan tribunbanten, lantai atas tampak ruko-ruko masih belum terisi oleh pedagang dan bangunan terlihat cukup mengkhawatirkan.

pasar induk rau kumuh s
PASAR - Potret Pasar Induk Rau Kota Serang di area dalam yang terlihat kumuh, Rabu (30/7/2025).

Tak hanya itu, tercium aroma menyengat yang tidak sedap seperti bau kotoran hewan.

Sebagai salah satu pasar terbesar di ibukota Provinsi Banten, Pemprov dan Pemkot Serang berkolaborasi menata kawasan pasar tersebut.

Sejak Selasa (29/7), tim gabungan dari satpol PP, TNI dan polri mulai menertibkan lapak PKL yang berada di luar area pasar dari terminal Cangkring hingga blok M.

Penertiban ini bertujuan menjadikan Kota Serang lebih modern, tertata, dan layak sebagai pusat pertumbuhan ekonomi baru di Banten.

Gubernur Banten Andra Soni mengatakan, pihaknya mendukung penuh langkah Pemkot Serang dalam menata kawasan Pasar Rau.

"Insya Allah dukungan dari masyarakat juga terlihat. Apa yang dilakukan Pak Wali (Wali Kota Serang) ini sudah sesuai dengan komitmen yang pernah disampaikan kepada warga," ujarnya, Rabu (30/7/2025).

"Beliau ingin menjadikan Kota Serang sebagai kota yang maju, kota yang menyala," tambahnya.

Baca juga: Detik-detik Ratusan Lapak Pedagang di Luar Area Pasar Rau Kota Serang Dibongkar Petugas

Sementara itu, Wali Kota Serang Budi Rustandi menyambut baik dukungan Gubernur Banten dan menyatakan rencana penataan Pasar Rau akan masuk dalam APBD Perubahan tahun depan.

"Insya Allah dengan izin Allah Subhanahu Wa Ta'ala, masyarakat Kota Serang akan memiliki pasar yang bersih, asri, dan modern," ucap Budi.

"Perencanaannya akan dimulai tahun depan melalui APBD Perubahan. Kami percepat karena masa jabatan kami hanya 4 tahun. Ini bagian dari percepatan pembangunan agar tidak hanya jadi wacana," katanya.

Nantinya para PKL akan direlokasi ke dalam area pasar lantai atas, pemkot sudah memfasilitasi lapak untuk para pedagang berjualan.

Pantauan Tribunbanten.com di lokasi, para PKL masih belum berjualan di tempat relokasi yang difasilitasi oleh Pemkot Serang.

Ruko-ruko dan lapak pun masih belum terisi. Para PKL masih mencari lapak atau ruko yang nyaman untuk berjualan.

"Kayaknya belum (jualan), mungkin masih takut kehilangan pelanggan dan masih pada nyari lapak," kata seorang pedagang, Maysiti, Rabu (30/7/2025).

Ia mengatakan para pedagang masih melihat situasi di tempat relokasi tersebut.

Maysiti menyampaikan bahwa untuk sementara ini biaya sewa lapak masih gratis.

"Kalau untuk sekarang mungkin belum ya, ini 3 bulan gratis, jadi ke sana nya bayar," pungkasnya.

Sumber: Tribun Banten
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved