Pengumuman MSCI Jam Berapa? Ini Jadwal dan Saham Berpotensi Masuk, Ada Cuan hingga SSIA

Pengumuman MSCI jam berapa? Cek jadwal dan daftar saham yang berpotensi masuk Morgan Stanley Capital International.

Editor: Abdul Rosid
Kompas.com
Pengumuman MSCI jam berapa? Cek jadwal dan daftar saham yang berpotensi masuk Morgan Stanley Capital International. 

Merujuk pada laman resmi MSCI, pengumuman rebalancing index MSCI dijadwalkan pada hari ini, Kamis, 7 Agustus 2025, pukul 23.00 Waktu Musim Panas Eropa Tengah (CEST). Karena perbedaan waktu, pengumumannya baru bisa diakses di Indonesia pada Jumat, 8 Agustus 2025, pukul 04.00 WIB.

MSCI akan mengunggah daftar evaluasi di situs resminya, yakni www.msci.com. Ini informasi yang penting untuk setiap investor, sebab akan menjadi acuan investasi.

Daftar Saham Masuk MSCI

Saham-saham milik Prajogo Pangestu seperti PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), PT Petrosea Tbk (PTRO) dan PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) sebelumnya disebut-sebut berpeluang untuk masuk indeks MSCI. 

Namun, riset terbaru dari Samuel Sekuritas turut menyoroti dua nama lain, yakni PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) dan PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) dinilai memiliki potensi kuat untuk bergabung dalam indeks bergengsi tersebut. 

Head of Research Samuel Sekuritas Indonesia Prasetya Gunadi mengatakan DSSA berpotensi tinggi masuk ke dalam MSCI Indonesia Big Cap Index. Prediksi ini ditopang oleh nilai kapitalisasi pasar free float yang mencapai US$ 6,6 miliar, jauh melampaui ambang minimum sebesar US$ 1,5 miliar. 

"Selain itu, DSSA mencatatkan rata-rata transaksi harian selama 12 bulan sebesar US$ 7,2 juta juga melebihi syarat minimum sebesar US$ 2,5 juta. Adapun rasio nilai rata-rata yang diperdagangkan juga telah melampaui ambang batas 15 persen," kata Prasetya dalam risetnya, Kamis (17/7) lalu.

Sementara itu, Analis Samuel Sekuritas, Ahnaf Yassar dan Prasetya Gunadi juga menilai SSIA layak masuk ke dalam MSCI Small Cap Index. Peluang ini terbuka setelah saham SSIA mengalami lonjakan harga, salah satunya didorong oleh akuisisi 5,89 persen saham oleh Grup Djarum.

Kenaikan harga tersebut juga telah mendorong kapitalisasi pasar free float SSIA menjadi US$ 618 juta, jauh melampaui ambang batas US$ 250 juta. Dari sisi likuiditas, SSIA juga mencatatkan rata-rata transaksi harian dalam 12 bulan terakhir sebesar US$ 1,8 juta per hari,  melebihi ketentuan minimum US$ 1 juta per hari.

"Masuknya saham SSIA ke dalam indeks MSCI akan meningkatkan visibilitas SSIA di mata investor global dan berpotensi menarik aliran dana dari investor pasif yang mengikuti indeks sekaligus membalikkan tren penjualan asing menjadi pembelian bersih," kata Ahnaf dan Prasetya dalam risetnya, Selasa (22/7).

Head of Research & Chief Economist PT Mirae Asset Sekuritas Rully Wisnubroto sepakat saham DSSA dan SSIA memiliki prospek kuat untuk masuk ke dalam indeks MSCI pada periode berikutnya. Ia juga menambahkan bahwa saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) berpeluang mengikuti jejak serupa.

"Saham-saham tersebut memiliki kapitalisasi pasar free float dan likuiditas harian yang mencukupi," jelas Rully kepada Kontan, Selasa (23/7).

Analis MNC Sekuritas PIK Hijjah Marhama punya pendapat lain. Menurutnya, salah satu saham yang punya kans untuk masuk indeks MSCI Small Cap ialah PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS). 

Emiten ini memiliki free float yang cukup besar, yakni sekitar 35 persen, sehingga memenuhi salah satu kriteria MSCI. 

Namun demikian, Hijjah bilang agar memenuhi syarat minimum kapitalisasi pasar, harga saham BRMS idealnya harus berada di atas level Rp 490–Rp 500 per saham.

Halaman
123
Sumber: Tribun Banten
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved