Siswa Sekolah Ini Tak Butuh Bantuan Kuota Internet, Kok Bisa, Simak Pengakuan Kepala Sekolah

Siswa di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 01 Cipayung, Ciputat, Tangerang Selatan tidak membutuhkan kuota internet.

Penulis: Zuhirna Wulan Dilla | Editor: Glery Lazuardi
TRIBUNBANTEN/ZUHIRNA WULAN DILLA
Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) merupakan metode yang diterapkan selama masa pandemi coronavirus disease 2019 (Covid-19). Peran kuota internet sangat besar bagi guru ataupun siswa selama proses belajar-mengajar. Namun, siswa di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 01 Cipayung, Ciputat, Tangerang Selatan tidak membutuhkan kuota internet. 

Laporan wartawan TribunBanten.com, Zuhirna Wulan Dilla

TRIBUNBANTEN.COM, TANGERANG SELATAN - Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) merupakan metode yang diterapkan selama masa pandemi coronavirus disease 2019 (Covid-19).

Peran kuota internet sangat besar bagi guru ataupun siswa selama proses belajar-mengajar.

Namun, siswa di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 01 Cipayung, Ciputat, Tangerang Selatan tidak membutuhkan kuota internet.

Kesal Tak Mau Belajar, Orangtua Aniaya Anak Kandung Hingga Tewas, Dikubur dengan Pakaian Lengkap

Guru SMP Kaget Ditelepon Presiden Jokowi, Cerita Kegiatan Belajar Mengajar Saat Pandemi Corona

Mengapa demikian?

Hal ini, karena ada sekitar 400 siswa dari total 510 siswa di sekolah itu yang tidak mempunyai telepon genggam.

"Paling yang memiliki handphone hanya anak-anak kompleks, karena kebanyakan di sekolah ini siswa menengah ke bawah," ujar Kepala Sekolah SDN 01 Cipayung Herri Susanto, di SDN 01 Cipayung, Ciputat, Tangerang Selatan, Jum'at (2/10/2020).

Dia menjelaskan, metode pembelajaran PJJ itu tidak efektif, karena tidak semua siswa dapat belajar.

"Kalau lagi materi di zoom cuma 15 yang ikut dari 30 siswa satu kelas," kata dia.

Kegiatan Belajar Mengajar di Kabupaten Serang: Guru-Siswa Tak Pakai Masker, Orang Tua Masuk Sekolah

Pantau Kegiatan Belajar-Mengajar di Banten, Menteri Agama Fachrul Razi Minta Sekolah Lebih Kreatif

Selain itu, kata dia, sebagian besar siswa bingung memanfaatkan kartu kuota 42GB dari pemerintah.

"Handphonenya dipakai berbarengan dengan orang tua, adik atau kakanya jadi terbatas mereka pakainya," ujarnya.

Untuk itu, dia mengharapkan, pemerintah memberikan solusi atas masalah yang menimpa para siswanya tersebut.

"Setidaknya pemerintah memberikan handphone juga, tidak perlu semuanya tetapi untuk yang benar-benar memang tidak ada," ujarnya.

Sumber: Tribun Banten
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved