"Adapun negara-negara yang telah berhasil mengatasi masalah kultural ini Singapura, Hongkong dan kepolisian di New South Wales Australia," kata dia.
Setelah menyabet gelar Doktor Ilmu Kepolisian, AKBP Ahrie Sonta menyelesaikan Sespim Polri pada 2019.
Ia juga mempunyai sederet capaian pendidikan, baik di dalam maupun luar negeri.
Di antaranya Dikjur Pamen SDM Polri, Politie Academy Apeldoorn Belanda, Crime Scene Analisys By Visual Comparison di Münster Jerman serta di Joint Special Operation University, US Command Center, Tampa, Florida, Amerika Serikat.
Kerap muncul dalam pemberitaan
Selebgram Millen Cyrus menangis dalam jumpa pera penangkapan terkait narkoba di Polres Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Senin (23/11/2020). (KOMPAS.com/BAHARUDIN AL FARISI)
Beberapa waktu belakangan, nama Ahrie Sonta kerap muncul dalam pemberitaan.
Satu di antaranya saat menangani kasus dugaan penyalahgunaan narkoba yang menjerat selebgram Millen Cyrus pada November 2020.
Saat itu, Millen Cyrus ditangkap pada Minggu (22/11/2020) dini hari di salah satu hotel di wilayah Jakarta Utara.
Hasil tes urine terhadap Millen Cyrus menunjukkan positif sabu.
Saat penangkapan keponakan Ashanty itu, polisi mengamankan beberapa barang bukti.
"Satu paket plastik berisi sabu-sabu dengan berat 0,36 gram, alat isap, dan sisa minuman alkohol Black Labels," ujar Ahrie dikutip dari Kompas.com.
Baca juga: Keponakan Ashanty Ditangkap Polisi karena Narkoba, Ini Profil Millen Cyrus dan Kehidupan Pribadinya
Baca juga: Ibunda Fadli Zon Meninggal Dunia, Fadli Zon Terus Dampingi Keranda Jenazah Ibunda
Dalam kasus Millen Cyrus, ada satu keputusan AKBP Ahrie Sonta yang menjadi sorotan, yaitu menempatkan Millen di sel pria.
Pemilihan sel tersebut, kata Ahrie, berdasarkan informasi yang ada di Kartu Tanda Penduduk (KTP) Millen walaupun sang selebgram berpenampilan mirip perempuan.
Namun setelah keputusan ini menjadi polemik, akhirnya Millen ditempatkan di sel khusus
Selain itu, sosok AKBP Ahrie Sonta juga menjadi sorotan saat ikut mempersiapkan posko untuk para korban pesawat Sriwijaya Air SJ 182 di terminal JICT 2, Tanjung Priok.