Laporan Wartawan TribunBanten.com, Misbahudin
TRIBUNBANTEN.COM, LEBAK - Ratusan buruh yang bekerja di PT GMT Rangkasbitung diduga dimintai sejumlah uang.
Uang tersebut sebagai tanda para calon pekerja agar bisa diterima bekerja atau disebut uang sogok oleh oknum tertentu.
Para calon pekerja diminta bayar dengan besaran yang berbeda-beda mulai Rp1-2 juta.
Hal itu diketahui setelah para buruh PT GMT Rangkasbitung kecewa, lantaran tunjangan hari raya (THR) mereka tidak dibayarkan sesuai masa kerja.
"Pokonya hampir semuanya bayar, termasuk saya juga bayar pengen kerja disitu," kata salah satu buruh PT GMT Rangkasbitung, dalam sambungan telepon, Senin (7/4/2025).
Baca juga: HRD PT GMT Rangkasbitung Diduga Akan Pecat Para Buruh Jika Lakukan Aksi Mogok Kerja
Meksipun sudah bayar, namun para buruh yang bekerja di PT GMT Rangkasbitung tersebut hanya dijadikan tenaga harian lepas (THL).
"THL kebanyakan, belum lagi kerjanya banyak off nya, dan tidak menentu. Kadang libur kadang masuk," katanya.
"Maka nya kasian kalau sama yang baru itu, mereka udah bayar tapi kerjanya kadang masuk kadang off," sambungnya.
Dia menyebutkan, oknum yang menjadi calon tenaga kerja PT GMT bernama Datuk.
"Itu yang suka masukin orang kerja, kalau kami sebutnya Datuk, sama dia juga kerja di situ juga," katanya.
"Dan mungkin tidak bisa dipungkiri, kalau tidak ada kerja sama sama pihak pimpinan," sambungnya.
TribunBanten.com berupaya mengkonfirmasi pimpinan perusahaan PT GMT, baik melalui sambungan telepon dan maupun pesan singkat, namun tidak mendapatkan jawaban.
Sebelumnya, ratusan buruh dengan status tenaga harian lepas (THL) PT. GMT Rangkasbitung, mendatangi rumah Perjuangan Regen Abdul Aris, di lingkungan perumahan Bambu Kuning, Desa Mekaragung, Kecamatan Cibadak, Lebak, Senin (7/4/2025).
Kedatangan buruh ke rumah Perjuangan Regen tersebut, untuk meminta bantuan terkait tunjangan hari raya (THR) yang dibayarkan tidak sesuai dengan masa kerja mereka.