Program Satu Sarjana Satu Desa di Lebak Mulai Berjalan, Walau Dana Banprov Masih Tertahan

Penulis: Misbahudin
Editor: Abdul Rosid
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi wisuda perguruan tinggi dan beasiswa - Sejumlah kepala desa (kades) di Kabupaten Lebak, Banten, mulai menggarap program Satu Sarjana Satu Desa, Minggu (10/8/2025).

Laporan Wartawan TribunBanten.com, Misbahudin

TRIBUNBANTEN.COM, LEBAK - Sejumlah kepala desa (kades) di Kabupaten Lebak, Banten, mulai menggarap program Satu Sarjana Satu Desa, Minggu (10/8/2025).

Diketahui, program Satu Sarjana Satu Desa merupakan gagasan Gubernur Banten, Andra Soni.

Biaya kuliah mahasiswa penerima program sepenuhnya ditanggung oleh Bantuan Provinsi (Banprov) Banten, yang disalurkan melalui desa.

Jurusan yang dapat diambil penerima bantuan juga sudah ditentukan, yaitu: pertanian, perikanan, peternakan, perkebunan, kelautan, teknologi informasi, dan kehutanan.

Baca juga: Profil dan Harta Jenderal Tandyo Budi, Wakil Panglima TNI yang Baru Dilantik Presiden Prabowo

Tujuan program ini adalah agar para penerima beasiswa nantinya menjadi penggerak pembangunan di desanya masing-masing.

Kades Bayah Timur, Rafik Rahmat Taufik, mengatakan program Satu Sarjana Satu Desa sudah mulai dilaksanakan meskipun dana Banprov belum cair.

“Sudah didaftarkan, karena proses pendaftaran mengikuti jadwal kampus. Idealnya memang menunggu Banprov cair, tapi kalau menunggu, pendaftaran bisa terlewat,” ujarnya melalui sambungan telepon.

Menurut Rafik, Pemprov Banten telah melakukan MoU dengan sejumlah perguruan tinggi, namun desa diperbolehkan memilih kampus lain selama jurusan sesuai ketentuan.

“Desa Bayah Timur memilih jurusan teknologi informasi dari tujuh jurusan yang tersedia, sesuai kebutuhan desa,” katanya.

Ia menilai program ini sebagai peluang besar bagi desa untuk membantu warganya mengakses pendidikan tinggi.

Kades Panggarangan, Kecamatan Panggarangan, Buharta, mengaku pihaknya juga sudah mendaftarkan penerima program ke salah satu perguruan tinggi di Rangkasbitung.

“Sudah didaftarkan karena khawatir kuliah segera dimulai. Sekarang tinggal menunggu Banprov cair,” ujarnya.

Berdasarkan kebutuhan, Desa Panggarangan memilih jurusan pertanian agar potensi desa bisa dikelola untuk mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat.

Sementara itu, Kades Citorek Barat, Kecamatan Cibeber, mengatakan proses administrasi penjaringan calon penerima sudah selesai, namun pendaftaran ke perguruan tinggi menunggu pencairan Banprov.

Halaman
12

Berita Terkini