Strategi Ditjen Hubdat Jelang Nataru 2024/2025 Atur Kelancaran Penyebrangan Merak-Bakauheni
Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub telah menyiapkan strategi guna memastikan kelancaran arus penyeberangan di Pelabuhan Merak-Bakauheni
TRIBUNBANTEN.COM - Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub telah menyiapkan strategi guna memastikan kelancaran arus penyeberangan di Pelabuhan Merak-Bakauheni pada periode libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026.
Dirjen Perhubungan Darat, Aan Suhanan mengaku optimis pelaksanaan operasi libur nataru kali ini berjalan dengan baik.
“Kami sudah menyiapkan beberapa strategi yang akan dilaksanakan saat operasi nanti karena selama dua tahun terakhir Merak jadi salah satu titik krusial saat masa nataru,” katanya saat memimpin rapat koordinasi persiapan Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 bersama para stakeholders di Pelabuhan Merak, Cilegon, Banten, Jumat (21/62025).
Baca juga: Harhubnas 2025, BPTD Kelas II Banten Gelar Kegiatan Donor Darah dan Pemeriksaan Kesehatan Gratis
Aan menjelaskan, berdasarkan pengalaman operasi nataru sebelumnya, Ditjen Perhubungan Darat kembali menerapkan skema pembagian tiga pelabuhan penyeberangan di Pelabuhan Merak untuk mengurai kepadatan.
Selain itu, pihaknya juga telah siapkan satu pelabuhan pendukung sebagai contingency plan.
“Dari Merak ke Bakauheni, kita bagi di tiga pelabuhan, ada di BBJ Bojonegara, kemudian Pelabuhan Merak sendiri, dan Ciwandan. Satu dermaga untuk contingency plan apabila tiga pelabuhan tadi sudah tidak bisa menampung, kita siapkan Pelabuhan KBS (Krakatau Bandar Samudera),” jelasnya.
Sementara di sisi Bakauheni, volume kendaraan juga dibagi di tiga pelabuhan.
Di antaranya BBJ Muara Pilu untuk arus dari dan ke BBJ Bojonegara, lintasan utama Pelabuhan Bakauheni dengan Pelabuhan Merak, serta Pelabuhan PT Wijaya Karya Beton untuk arus dari dan ke Ciwandan.
Kemudian strategi lainnya, lanjut Aan, pihaknya juga akan menerapkan delaying system menuju Pelabuhan Merak dan Pelabuhan Bakauheni.
Pelaksanaan delaying system ini melalui penerapan buffer zone (zona penyangga) di rest area jalan tol serta jalan arteri.
“Delaying system ini berarti harus ada buffer zone untuk parkir kendaraan ketika terjadi situasi yang tidak bisa dilangsungkan penyeberangan. Ini semua sudah disiapkan baik di Merak maupun di Bakauheni,” ungkapnya.
Adapun buffer zone di Merak yakni rest area KM 13, KM 43, KM 68, jalan arteri Cikuasa Atas yang bisa menampung total 1.050 kendaraan kecil dan 200 kendaraan roda dua.
Sedangkan penerapan delaying system di Lampung tersebar di delapan titik buffer zone dengan total kapasitas parkir 1.190 kendaraan kecil.
Lebih lanjut, Aan juga meminta semua stakeholder untuk mewaspadai cuaca ekstrem di bulan Desember.
Aan mengatakan, berdasarkan prediksi BMKG, puncak musim hujan terjadi pada Desember hingga Januari.
“Dari BMKG memprediksi untuk cuaca di Desember jadi puncak musim hujan, disertai angin, ada juga potensi banjir rob. Kemudian ada beberapa prediksi terkait gelombang dan kecepatan angin yang perlu diwaspadai sehingga keselamatan penyeberangan bisa terjamin,” pungkas Aan.
Aan pun yakin penyelenggaraan Nataru kali ini dapat berjalan lancar dan sukses berkat persiapan strategi yang matang dan koordinasi semua stakeholder.
| Diskon Tarif Kapal Ferry hingga 19 Persen Nataru 2025/2026 : Perjalanan Merak–Bakauheni Jadi Hemat |
|
|---|
| Jelang Nataru, Danrem 064/MY Dukung Budaya Keselamatan Pelayaran di Merak–Bakauheni |
|
|---|
| Ada Perubahan! Ini Jadwal Terbaru Kereta Terakhir MRT Saat Natal dan Cuti Bersama |
|
|---|
| H-3 Libur Nataru 2025, 45.895 Orang Telah Diseberangkan ke Pulau Sumatera via Pelabuhan Merak |
|
|---|
| Polisi Berlakukan Ganjil Genap di Jalan Raya Puncak Bogor hingga 22 Desember 2024 |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/banten/foto/bank/originals/nataru-ditjenhub.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.