Dugaan Penolakan Rawat Pasien BPJS, RS Hermina Ciruas Tuding Keluarga Pasien Tak Mau Nunggu di IGD

Pihak Rumah Sakit Hermina Ciruas akhirnya buka suara terkait dugaan penolakan pasien BPJS pengidap gizi buruk, Umar Ayyasy.

|
Penulis: Muhammad Uqel Assathir | Editor: Abdul Rosid
Muhammad Uqel/TribunBanten.com
Wakil Direktur RS Hermina Ciruas, Dr. Anita buka suara terkait dugaan penolakan pasien BPJS pengidap gizi buruk, Umar Ayyasy 

Laporan Wartawan TribunBanten.com, Muhammad Uqel

TRIBUNBANTEN.COM, SERANG - Pihak Rumah Sakit Hermina Ciruas akhirnya buka suara terkait dugaan penolakan pasien BPJS pengidap gizi buruk, Umar Ayyasy, yang viral di masyarakat.

Diketahui, balita berusia 3 tahun asal Kabupaten Serang tersebut sudah meninggal dunia pada Jumat (5/9/2025) subuh, setelah mendapat perawatan intensif di ruang ICU RSUD Provinsi Banten.

Wakil Direktur RS Hermina Ciruas, Dr. Anita mengklaim pihaknya tidak pernah menolak pasien, baik BPJS maupun umum.

Ia menuding, persoalan yang ramai dibicarakan itu terjadi karena keluarga pasien menolak menunggu di Instalasi Gawat Darurat (IGD).

Baca juga: BPJS Kesehatan Skakmat RS Hermina Ciruas yang Didugaan Tolak Rawat Pasien Balita: Tidak Ada Aturan

"Untuk pasien ini kami sudah edukasi agar dilakukan rawat inap dan menunggu di IGD. Infus pun sudah disiapkan, namun keluarga pasien tidak mau menunggu di IGD sehingga mereka meminta langsung dibawa ke RSUD Provinsi Banten. Edukasi sudah kami lakukan dan sudah tertulis serta ditandatangani oleh ibu pasien," kata Dr. Anita kepada TribunBanten.com, Selasa (9/9/2025).

Kronologi Penanganan Versi Rumah Sakit

Menurut Dr. Anita, kronologi penanganan Umar dimulai saat pasien datang ke poliklinik anak pada 26 Agustus 2025. 

Setelah diperiksa, dokter menganjurkan rawat inap karena pasien mengalami diare akut, dehidrasi, infeksi paru-paru, serta gizi buruk dan gangguan tumbuh kembang.

Baca juga: Kasus Balita Gizi Buruk Meninggal, Ombudsman Banten Soroti Dugaan Penolakan RS Hermina Ciruas

Pasien kemudian dirawat inap selama tujuh hari. Pada 1 September 2025, kondisi tubuh pasien dinyatakan membaik, meski masih membutuhkan perawatan gizi berkelanjutan. 

Saat dipulangkan, pasien tetap menggunakan selang NGT untuk penyaluran nutrisi.

"Jadi untuk infeksi paru-paru, diare akut, dan dehidrasi sudah pulih, kondisi pasien sudah normal. Tapi untuk gizi buruk itu butuh penanganan lanjutan. Maka ketika pulang kami masih memasang selang NGT untuk memasukkan nutrisi ke tubuh pasien," kata Dr. Anita.

"Nah, untuk penanganan gizi buruknya kami sudah memberikan susu F75 sampai F100 sesuai dengan kebutuhan pasien. Kami juga sudah memberikan edukasi kepada keluarga pasien," tambahnya.

Keesokan harinya, 2 September 2025, keluarga kembali membawa pasien ke RS Hermina Ciruas

Saat itu, pasien mengalami demam dan pihak rumah sakit memberikan terapi, termasuk penggantian selang NGT.

"Pasien ada keluhan demam, maka kami masukkan obat lewat anus, kemudian mengganti selang NGT dengan yang baru," ucapnya.

Namun, kata Dr. Anita, kondisi ruang rawat inap dan IGD sedang penuh. 

Karena itu, pihaknya menyarankan pasien untuk menunggu di IGD sambil dilakukan observasi.

"Tidak ada kebijakan seperti itu. Kami tidak pernah menolak pasien untuk dirawat inap kembali, karena memang tidak ada aturannya," tegasnya.

Dr. Anita memastikan RS Hermina Ciruas selalu melayani pasien tanpa membedakan jenis jaminan.

"Kami tidak pernah membedakan pasien BPJS atau umum. Semua pasien yang masuk IGD tetap kami tangani sesuai kegawatdaruratannya," ujarnya.

Dr. Anita menegaskan RS Hermina Ciruas tidak membedakan pasien BPJS maupun umum.

"Kami di RS Hermina Ciruas tidak membedakan pasien, baik jaminan BPJS maupun pribadi. Semua pasien yang masuk ke IGD tetap ditangani sesuai kegawatdaruratannya tanpa melihat jenis jaminan kepesertaan," ujarnya.

Ia juga menyampaikan kepada publik bahwa pihaknya terbuka kepada pemerintah dan pihak terkait untuk dilakukan evaluasi demi perbaikan pelayanan ke depannya.

"Kami membuka evaluasi. Apabila ada hal-hal yang perlu diperbaiki, kami siap melakukan perbaikan agar pelayanan rumah sakit ini menjadi lebih baik," pungkasnya.

Ucapan Belasungkawa

Ia mengatakan, pihaknya menyampaikan duka cita mendalam bagi keluarga pasien dan telah berkunjung ke rumah duka sebagai bentuk belasungkawa.

"Sebelumnya kami menyampaikan belasungkawa dan kami sudah berkunjung ke rumah almarhum untuk menyampaikan duka cita serta memberikan dukungan kepada keluarga," ucap Dr. Anita.

Sumber: Tribun Banten
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved