Siswa SD di Lebak Dipaksa Ngaku 'Malak' oleh Sekolah, Kondisi Kesehatan Terguncang

Kasus siswa kelas 2 SD di Lebak dituding melakukan pemalakan menuai polemik. Orang tua bantah tudingan dan sebut anaknya dipaksa mengaku

Penulis: Misbahudin | Editor: Abdul Rosid
Misbahudin/TribunBanten.com
Kasus siswa kelas 2 SD di Lebak dituding melakukan pemalakan menuai polemik. Orang tua bantah tudingan dan sebut anaknya dipaksa mengaku oleh pihak sekolah. 

Laporan Wartawan TribunBanten.com, Misbahudin

TRIBUNBANTEN.COM, LEBAK - Polemik muncul di SD Negeri 2 Salaraja, Warunggunung, Kabupaten Lebak, Banten. Seorang siswa kelas dua dituding melakukan pemalakan terhadap temannya dan bahkan diduga dipaksa mengaku oleh pihak sekolah.

Ibu dari siswa tersebut, Nurlita Rahmawati, menuturkan bahwa insiden terjadi pada Jumat (12/9/2025). Akibat tudingan itu, kondisi kesehatan anaknya memburuk hingga tidak mengikuti ujian tengah semester (UTS).

“Anak saya sakit setelah diminta keterangan sama pihak sekolah. Sekarang kondisinya drop,” kata Nurlita saat ditemui, Senin (15/9/2025).

Baca juga: Dinsos Lebak Enggan Buka Data Penerima Bansos yang Diblokir Kemensos Akibat Judol  

Orang Tua Bantah Tudingan

Nurlita dengan tegas membantah tudingan bahwa anaknya melakukan pemalakan. Ia menegaskan selalu mendampingi anaknya berangkat sekolah setiap hari.

“Jadi nggak mungkin anak saya malak. Suami saya kerja banting tulang untuk keluarga, anak saya itu sehari dikasih Rp60 ribu,” ujarnya.

Lebih jauh, Nurlita menyayangkan adanya ancaman dari pihak sekolah yang disebut akan membawa kasus ini ke ranah hukum.

“Katanya mau memenjarakan anak saya ke penjara anak kecil,” ungkapnya.

Tak hanya kali ini, Nurlita juga menyebut anaknya pernah menjadi korban perundungan ketika duduk di kelas satu. Ia berharap kasus ini segera mendapat keadilan.

“Saya pengen ada keadilan untuk anak saya,” tegasnya.

Pihak Sekolah Membantah

Sementara itu, Kepala Sekolah (Kepsek) SD Negeri 2 Salaraja, Oom Komariah, membantah jika sekolah melakukan penekanan terhadap murid tersebut.

"Jadi biasa saja, tidak ada penekanan hal apa pun. Tapi saya ingin siswanya berkarakter, baik di rumah maupun di sekolah," ujarnya.

Menurut Oom, permasalahan tersebut sudah selesai dengan musyawarah bersama pihak keluarga.

Halaman
12
Sumber: Tribun Banten
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved