Kepsek di Lebak Aniaya Siswa

Tak Terima Anaknya Ditampar Kepsek, Orang Tua Siswa SMA 1 Cimarga di Lebak Akan Bawa ke Ranah Hukum

Orang tua siswa korban penganiayaan oknum Kepala Sekolah (Kepsek) SMA Negeri 1 Cimarga, akan membawa persoalan tersebut ke ranah hukum. 

|
Penulis: Misbahudin | Editor: Ahmad Haris
Kolase TribunBanten.com/Ist/Net/Pixabay
Orang tua siswa korban penganiayaan oknum Kepala Sekolah (Kepsek) SMA Negeri 1 Cimarga, akan membawa persoalan tersebut ke ranah hukum. 

Laporan wartawan TribunBanten.com, Misbahudin 

TRIBUNBANTEN.COM, LEBAK - Orang tua siswa korban penganiayaan oknum Kepala Sekolah (Kepsek) SMA 1 Cimarga, akan membawa persoalan tersebut ke ranah hukum. 

Sebagaimana diketahui, seorang siswa SMA 1 Cimarga, Kabupaten Lebak, Banten, diduga menjadi korban kekerasan fisik oleh oknum kepala sekolah (kepsek).

Korban berinisial ILP (17), yang kini duduk di bangku kelas XII. Sementara oknum kepsek berinisial DF atau Dini Fitria. 

Baca juga: Wali Kota Tangsel Tantang BRIN Buktikan Legalitas Kepemilikan Jalan Serpong-Muncul-Parung

Peristiwa kekerasan itu terjadi pada Jumat (10/10/2025) pagi, lantaran ILP kedapatan merokok di lingkungan sekolah.

Tri Indah Alesti menegaskan, sebagai orang tua dirinya tidak menerima dengan perlakuan Kepsek tersebut kepada anaknya. 

Sehingga dirirnya akan membawa persoalan tersebut ke ranah hukum. 

"Saya tidak ikhlas tidak ridho anak saya ditampar. Pokonya akan saya bawa ke jalur hukum, karena tidak terima," tegasnya kepada TribunBanten.com, Senin (13/10/2025). 

Menurutnya, alasan keluarga ingin membawa persoalan tersebut ke ranah hukum, agar tindakan oknum Kepsek kepada siswa tidak semena-mena.

"Agar tidak semena-mena aja," ujarnya.

Tanggapan Kepsek SMA Negeri 1 Cimarga

Kepsek SMA Negeri 1 Cimarga, Dini Fitria menjelaskan, peristiwa terjadi pada hari Jumat bertepatan dengan pelaksana program Jumat bersih. 

Namun, pada saat dirinya berkeliling melihat seorang siswa tengah merokok di dekat warung kecil yang berada di luar pagar sekolah.

"Jumat Bersih itu bagian dari rangkaian kegiatan pembentukan karakter para siswa. Saya lihat dari jarak sekitar 20-30 meter, ada asap rokok di tangan anak itu," jelasnya dalam video yang diterima TribunBante.com, Senin (13/10/2025). 

"Saya panggil dengan suara agak keras, karena jaraknya cukup jauh. Anak itu langsung lari," sambungnya. 

Saat dimintai keterangan, kata Dini, siswa tersebut tidak mengakui perbuatannya, yang membuat dirinya sempat emosi karena merasa dibohongi.

Dini juga mengakui, telah menampar siswanya tersebut, akan tetapi tidak begitu keras. 

"Saya kecewa bukan karena dia merokok, tapi karena tidak jujur. Saya spontan menegur dengan keras, bahkan sempat memukul pelan karena menahan emosi. Tapi saya tegaskan, tidak ada pemukulan keras," katanya.

Tak hanya itu, Kepsek itu membantah bahwa dirinya menendang siswanya tersebut.

"Saya tidak menendang. Hanya menepuk bagian punggung, itu pun karena emosi spontan. Tidak ada luka atau bekas apa pun," ucapnya. 

Menurut Dini, warung tempat kejadian tersebut memang sudah menjadi perhatian pihak sekolah, lantaran diduga kerap menjual rokok kepada siswa.

"Kami sudah pernah mengingatkan pemilik warung, agar tidak menjual rokok. Bahkan kami buat kesepakatan, kalau masih ketahuan, kantinnya akan kami tutup sementara," ujarnya.

Dini berharap peristiwa ini bisa menjadi pembelajaran, agar lebih berhati-hati dan menjaga komunikasi antara guru, siswa dan orang tua.

"Kami di sekolah berupaya membentuk karakter anak, bukan merusak. Kalau ada kekeliruan dalam cara saya menegur, tentu akan saya evaluasi," pungkasnya. 

Siswa SMA Negeri 1 Cimarga Mogok sekolah 

Siswa sekolah SMA Negeri 1 Cimarga, Kabupaten Lebak, hari ini melakukan mogok sekolah, Senin (13/10/2025). 

Aksi tersebut buntut dugaan adanya penganiyaan terhadap salah satu siswa oleh oknum Kepala Sekolah (Kepsek) pada Jumat (10/10/2025).

Berdasarkan informasi, ada 19 kelas kosong tanpa kehadiran para siswa.

Namun, aktivitas dewan guru di sekolah masih beraktivitas seperti biasanya.

"Iya benar siswa mogok sekolah. Tapi kami tetap masuk karena ASN dan tetap bekerja," ujar Kepsek SMA Negeri 1 Cimarga, Dini Fitria, Senin (13/10/2025).

Dini mengaku, sebelum terjadi mogok sekolah dirinya sudah berkoordinasi dengan Wakasek untuk menginformasikan melalui grup WhatsApp. 

"Kemarin juga saya koordinasi dengan Wakasek tolong share di grup. Ada grup di HP share. tolong KBM jaga kondusif," ujarnya.

Dini mengatakan, bukan tidak mau berusaha untuk menjegal aksi mogok tersebut.

Menurutnya, aksi mogok sekolah yang dilakukan para siswanya, buntut dirinya melakukan tindakan penganiyaan.

"Tetap seperti itu info-nya. Ternyata ya di belakang layar anak-anak punya cerita sendiri," ujarnya.

"Kami juga sudah mencoba berkomunikasi dengan orang tua muridnya," sambungnya. 

Dini menyebut, hanya bisa berpasrah dengan apa yang dilakukan para siswanya tersebut. 

Terlebih, tambah Dini, mogok sekolah diduga ada yang membekingi.  

"Siswa memilih untuk tidak masuk sekolah. Saya sih enggak mau apriori. Tetapi saya dapat bocoran-bocoran. Ada yang beking di belakang ini," pungkasnya.

Sumber: Tribun Banten
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved