Nasib 3 Siswi MTs di Donggala Dikeluarkan dari Sekolah Buntut Viral Video Bullying Terhadap Temannya

Kasus perundungan atau bullying di lingkungan sekolah kembali terjadi dan viral di media sosial. Kali ini dilakukan 3 siswi Madrasah Tsanawiyah (MTs)

Editor: Ahmad Tajudin
IST via Tribun Palu
KASUS PERUNDUNGAN - Video aksi bullying siswi Mts di Donggala, Palu, Sulawesi Tengah, viral di media sosial, Sabtu (13/9/2025). Kini pelaku sudah dikeluarkan dari sekolah dan penyebab kejadian pun terungkap. 

Keputusan tersebut kemudian ditegaskan dalam surat pernyataan sikap resmi sekolah dengan nomor MTsS/P/24/E10/2025.

“Langkah ini kami ambil sebagai bentuk ketegasan, sekaligus pelajaran agar kejadian serupa tidak terulang lagi di kemudian hari,” kata Rihwan.

Ia menambahkan, pihak sekolah akan terus melakukan evaluasi menyeluruh demi menciptakan suasana belajar yang aman, nyaman, dan bebas dari tindakan perundungan.

Sebelumnya, seorang siswa SDN diduga meninggal dunia setelah jadi korban bully dan dikeroyok teman sekolahnya.

Korban adalah siswa berusia 10 tahun.

Ia duduk di bangku kelas V SD Negeri 22 Desa Rias, Kecamatan Toboali, Kabupaten Bangka Selatan, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Ia dilaporkan meninggal dunia usai mendapatkan perawatan intensif di RSUD Junjung Besaoh. 

Peristiwa ini menjadi perhatian publik setelah pihak keluarga membagikan unggahan di media sosial Facebook.

Dalam unggahan akun bernama Dhony Dinata, tampak foto korban yang terbaring dengan selang medis di mulut dan perban di kepala, lengkap dengan keterangan bahwa sang keponakan meninggal akibat tindakan bullying.

Dhony juga menandai akun media sosial milik Bupati Bangka Selatan, Riza Herdavid, sembari meminta perhatian dan keadilan atas insiden yang menimpa keponakannya.

"Ini keponakan saya, siswa kelas 5 SDN 22 Rias. Menjadi korban bully oleh teman-temannya. Hari ini telah meninggal dunia di RSUD pada pukul 08.12 WIB," tulis Dhony dalam unggahan yang viral tersebut.

Saat dihubungi, Dhony membenarkan informasi tersebut.

Ia menjelaskan bahwa sebelum dilarikan ke rumah sakit, korban sempat mengalami muntah-muntah usai mengaku dikeroyok oleh teman sekolahnya. 

Korban sempat tinggal di rumah neneknya di kawasan Rawa Bangun, dan di sanalah ia mengungkapkan kejadian yang dialaminya.

Menurut pengakuan korban kepada keluarga, ia dipukul di bagian kepala dan perut.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved