Dukung Prabowo Jadikan Mobil Maung Pindad sebagai Mobil Nasional, TB Hasanuddin Ungkap Keunggulannya

Rencana Presiden Prabowo yang berkeinginan menjadikan mobil Maung produksi PT Pindad sebagai mobil nasional didukung penuh oleh Anggota Komisi I DPR

Editor: Ahmad Tajudin
Tribunnews.com/Fansiskus Adhiyuda
Mobil MV3 Garuda Limousine alias Maung Garuda buatan PT Pindad (Persero) terparkir di halaman Gedung Kura-kura Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, saat pelantikan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI, Minggu (20/10/2024). 

TRIBUNBANTEN.COM - Rencana Presiden Prabowo Subianto yang berkeinginan menjadikan mobil Maung produksi PT Pindad sebagai mobil nasional didukung penuh oleh Anggota Komisi I DPR RI, Mayjen TNI (Purn) TB Hasanuddin.

Mobil Maung adalah kendaraan taktis ringan 4x4 serbaguna yang diproduksi oleh PT Pindad. Nama "Maung" berarti harimau dalam bahasa Sunda.

Mobil ini tengah disiapkan untuk menjadi mobil nasional. Rencana ini didukung penuh oleh Presiden Prabowo Subianto, yang ingin menjadikan Maung sebagai simbol kemandirian industri otomotif Indonesia. 

Meski tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) mobil Maung tidak harus langsung mencapai 100 persen, menurut TB Hasanuddin Maung menjadi simbol nyata karya anak bangsa yang membanggakan Indonesia.

Selain itu, lanjut TB Hasanuddin, mobil Maung memiliki keunggulan dan bisa bersaing dengan produk dari luar negeri.

"Yang penting, Maung harus menjadi karya anak bangsa yang membanggakan Indonesia. Apalagi Maung punya keunggulan ganda, bisa dipakai untuk versi sipil maupun militer. Saya pernah naik, untuk kelas jeep, cukup bagus," kata TB Hasanuddin kepada wartawan, Rabu (29/10/2025).

Baca juga: Pesulap Pak Tarno Kena Tipu Rp100 Juta, Gegara Mau Beli Mobil : Kini Nangis Minta Uang Dikembalikan

Menurutnya, menjadikan Maung sebaga mobil nasional patut didukung karena Indonesia selama ini belum memiliki mobil nasional yang benar-benar lahir dari kemampuan industri dalam negeri.

“Saya kira sangat bagus. Dalam sejarah otomotif kita, Indonesia belum pernah punya mobil nasional. Dulu ada Timor, tapi itu dari Korea. Bimantara juga dari Hyundai. Pak Habibie sempat merencanakan mobil Maleo, tapi tidak jadi. Terakhir Esemka, tapi sekarang juga tidak ada," ucap legislator PDIP itu.

"Jadi, saya berharap Presiden bisa mewujudkan mobil Maung sebagai mobil nasional,” lanjutnya.

 
Dari sisi pertahanan dan kemandirian industri, TB Hasanuddin menilai keberadaan Maung sangat penting. 

Mobil tersebut dapat menjadi tonggak awal kemandirian industri otomotif nasional yang kompetitif.

“Kalau ada produk Indonesia sekelas jeep dan harganya kompetitif dibanding mobil luar, itu akan jadi keunggulan tersendiri. Ke depan, kelas jeep ini bisa dikembangkan menjadi angkutan sedang dengan sedikit modifikasi. Potensinya besar, dan kita patut bangga serta berdoa agar program ini berhasil,” katanya.

Namun, ia mengingatkan bahwa produksi massal Maung perlu disertai dengan konsep besar yang matang, termasuk strategi pemasaran dan sistem purna jual di seluruh daerah.

“Kalau nanti Maung diproduksi massal, tentu harus ada konsep besar — marketing dan jaringan purna jualnya harus siap. Penjualan suku cadang juga penting, terutama di daerah. Saya kira Pindad cukup mampu membuat sebagian besar komponennya karena mereka punya divisi otomotif sendiri,” ujarnya.

TB Hasanuddin juga menilai, peluang kolaborasi dengan pihak swasta, baik dalam maupun luar negeri, tetap terbuka untuk memperkuat kualitas dan daya saing produk.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved