Demo Mahasiswa Tangsel Gagal Terlaksana, Warga dan Ojol Justru Deklarasi Damai

Demo mahasiswa Tangsel yang direncanakan Gemesta batal digelar 2 September 2025. Alih-alih aksi, warga dan ojol justru menggelar deklarasi damai

Penulis: Ade Feri | Editor: Abdul Rosid
Ade Feri/TribunBanten.com
Aksi damai di DPRD Kota Tangsel, Selasa (2/9/2025) - Demo mahasiswa Tangsel yang direncanakan Gemesta batal digelar pada 2 September 2025. Alih-alih aksi, warga dan ojol justru menggelar deklarasi damai di DPRD Tangsel bersama aparat kepolisian. 

Laporan wartawan TribunBanten.com Ade Feri Anggriawan

TRIBUNBANTEN.COM, TANGSEL - Rencana aksi demonstrasi besar-besaran yang digagas Gerakan Mahasiswa Tangerang Selatan (Gemesta) pada Selasa (2/9/2025) akhirnya batal digelar. 

Meski sempat ramai diperbincangkan publik dan beredar surat pemberitahuan resmi, ribuan mahasiswa yang disebut akan turun ke jalan tak kunjung datang.

Sebaliknya, halaman Gedung DPRD Kota Tangerang Selatan justru diwarnai dengan deklarasi damai oleh puluhan masyarakat. 

Massa yang hadir terdiri dari unsur organisasi masyarakat (ormas), pengemudi ojek online (ojol), serta sejumlah warga setempat.

Baca juga: PBB Soroti Tindakan Represif Polisi pada Aksi Demo Ricuh RI, Sebut Ada Dugaan Pelanggaran HAM

Surat Pemberitahuan Aksi Beredar Luas

Sebelumnya, publik dihebohkan dengan surat pemberitahuan aksi bernomor 037/VII-30/E-Pemberitahuan/2025. 

Surat itu ditujukan kepada Kapolres Kota Tangsel dan menyebutkan rencana aksi akan digelar di dua titik, yakni Gedung DPRD Tangsel dan Mapolres Tangsel.

Dalam surat pemberitahuan yang ditujukan kepada Kapolres Kota Tangerang Selatan (Tangsel) itu, aksi demontrasi disebut akan berlangsung di dua titik, yakni di Kantor DPRD Kota Tangerang Selatan (Tangsel) dan Mapolres Kota Tangerang Selatan.

"Kepada Yth. Kapolres Kota Tangerang Selatan di Tempat. Dengan hormat, sehubungan dengan situasi dan kondisi terkini terkait tindakan represif aparat kepolisian terhadap massa aksi serta desakan reformasi total institusi keamanan dan penegak hukum di Indonesia, kami dari Gerakan Mahasiswa Tangerang Selatan bermaksud untuk menyampaikan pemberitahuan aksi demonstrasi," bunyi surat tersebut yang dikutip pada Selasa (2/9/2025).

"Yang akan dilaksanakan pada Selasa, 2 September 2025, waktu pukul 10.00 WIB-selesai, tujuan : Polres Kota Tangerang Selatan & DPRD kota Tangerang Selatan, jumlah massa :  ± 1000 orang, atribut :mobil komando, bendera, spanduk, ban bekas," jelas surat pemberitahuan itu.

Dalam surat pemberitahuan itu juga tertulis bahwa akan terdapat lebih dari 1.000 orang massa aksi yang akan menyuarakan 5 poin tuntutan.

Tuntutan tersebut yaitu, 

1. Hentikan brutalitas aparat kepolisian terhadap massa aksi.

2. Usut tuntas dan tranparansi kasus kematian ALM. Afan Kurniawan

3. Lakukan reformasi total institusi kepolisian.

4. Tolak kenaikan tunjangan DPR RI

5. Sahkan UU Perampasan Aset.

"Demikian surat pemberitahuan ini kami sampaikan sebagaimana amanat Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1998 tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat di Muka Umum, Besar harapan kami agar pihak kepolisian dapat memfasilitasi serta mengawal jalannya aksi ini sesuai dengan prosedur hukum yang berlaku. Atas perhatian dan kerja sama yang baik, kami ucapkan terima kasih," tutup surat itu.

Isu perihal adanya aksi demontrasi besar-besaran juga semakin diperkuat dengan adanya pemberitahuan aksi yang dikirim melalui aplikasi WhatsApp, yang beredar luas pada Selasa (2/9/2025) pagi.

"Infokan ke warga, pada hari ini akan ada aksi damai dari PMII ke Kantor DPRD Tangsel dan Polres Tangsel di jam 10.00 wib, dengan agenda doa bersama untuk negeri," bunyi pesan tersebut.

"Aksi unras dari mahasiswa Tangsel pun sama di kantor DPRD dan Polres Tangsel. Tetap solid untuk #Jaga warga dan #Jaga Lingkungan kita_," pungkas surat ini.

Aksi Batal, Warga Justru Deklarasi Damai

Berdasarkan pantauan TribunBanten.com hingga pukul 16.00 WIB, tidak ada rombongan mahasiswa yang datang ke DPRD Kota Tangsel maupun Polres Tangsel untuk menggelar aksi demontrasi.

Meski petugas keamanan sudah siap berjaga, dan beberapa kendaraan milik Polres Tangsel sudah terparkir di sekitar gedung DPRD Kota Tangsel tidak ada massa aksi yang datang.

Terlihat hanya terdapat puluhan orang yang terdiri dari unsur ormas, beberapa orang yang mengenakan seragam ojol, dan beberapa masyarakat lainnya yang menggelar aksi damai di Gedung DPRD Kota Tangsel.

Dalam keterangannya, massa aksi tersebut menyerukan komitmen untuk bersama-sama menjaga kondusivitas di Kota Tangsel.

"Ini rumah kita, di sini kita lahir dan mencari nafkah. Oleh karena itu kita bersama-sama memiliki kewajiban untuk menjaga dan merawat yang kita miliki," ujar salah satu perwakilan massa aksi dalam orasinya.

Sementara itu Kapolsek Cisauk, AKP Dhady Arsya, yang turut hadir dalam aksi damai itu memastikan bahwa kondisi di lapangan terkendali.

Ia mengaku, pihaknya telah melakukan mitigasi untuk mencegah aksi demontrasi di Kota Tangsel.

"Informasi demontrasi sudah di mitigasi, dan diatasi," ucapnya di hadapan massa aksi damai.

Hingga berita ini diturunkan, jurnalis TribunBanten.com belum mendapatkan informasi alasan pembatalan aksi tersebut.

Upaya konfirmasi kepada Koordinator Gemesta, Ibrahim Setiawan, melalui pesan whatsapp belum mendapatkan respon.

Sumber: Tribun Banten
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved