Terorisme
Tiga Terduga Teroris Ditangkap di Kios Ikan Hias di Serang, Ditemukan Buku Imam Samudera
Densus 88 menyita barang bukti sejumlah senjata tajam berupa dua golok, tiga pisau, dan tiga bilah samurai.
Yaser menghembuskan nafas terakhir di RSUD Tangerang Selatan, Banten, pada 17 Juli 2018, setelah menjalani perawatan karena mengalami muntah-muntah dan perut panas.

Pengembangan Sidoarjo dan Surabaya
Polri menyatakan penangkapan tiga terduga teroris di Serang Banten merupakan pengembangan dari penangkapan dua terduga teroris di Sidoarjo dan Surabaya, Jawa Timur.
"Penangkapan di Serang ini upaya pengembangan pada pengungkapan di Sidoarjo dan Surabaya," ujar Asep.
Sebelumnya, MH, 54 tahun, karyawan swasta ditangkap Densus 88 di Perumahan Budi Sedati Indah, Sidoarjo, pada Minggu, 26 April 2020.
Sementara, JHR alias AH ditangkap Densus 88 ditangkap Densus 88 di Jalan Kunti, Sidotopo, Surabaya pada Kamis, 23 April 2020.
Dalam penangkapan itu, Densus 88 menyita barang bukti berupa dua pucuk pistol jenis FN dan satu senjata laras panjang beserta ratusan amunisi.
Polri melansir JHR alias AH merupakan anggota Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Jawa Timur.
JHR bergabung dengan JAD Jawa Timur ketika menjalani hukuman di Lapas Madura, Jawa Timur.
Ia diduga terpapar paham radikal setelah sering berinteraksi dengan seorang tokoh JAD Jawa Timur yang juga menjalani hukuman di lapas tersebut.
"Sampai hari ini, Tim Densus 88 terus melakukan pengembangan untuk mengungkap jaringan, karakter, kegiatan dan pola pergerakan mereka," tutur Asep.
Jangan Sampai Anak Terpapar Paham Radikal di Medsos
Selama satu minggu terakhir dan bersamaan pandemi Covid-19, tim Densus 88 aktif melakukan penangkapan terhadap sejumlah terduga teroris di beberapa daerah.
Perwira meningah (pamen) Polri, Komisaris Besar Mohammad Ngajib mengatakan orang tua harus berperan untuk menghambat penyebaran paham radikal ke anak. "Orang tua harus menjadi tauladan yang baik di keluarga," ujarnya.
Selain itu, orang tua juga harus terus mendampingi dan mengawasi aktivitas anak di media sosial mengingat penyebaran paham radikal juga banyak terjadi di jagat maya kendati tengah terjadi pandemi virus corona.