Potret Kemiskinan di Banten

Satu Keluarga Tinggal di Gubuk di Tepi Laut, Tiap Malam Ditemani Air Pasang

Tak dinyana, Asmawati mengungkapkan lahan dan rumah gubuk yang ditempatinya bersama keluarga bukan miliknya.

Editor: Abdul Qodir
Martin Ronaldo/Tribunners
Kondisi rumah keluarga Apipi dan istri, Asmawati di tepi laut, Kampung Sawah, Desa Lontar, Kecamatan Tirtayasa, Kabupaten Serang, Banten. 

Sepuluh tahun sudah dia bersama keluarga hidup di dalam rumah yang dikategorikan kurang layak.

Selain tempat tinggal kurang layak dan minim fasilitas, hampir setiap malam rumahnya kedatangan 'tamu tak diudang'.

Air pasang dari lautan masuk ke dalam rumah hingga semata kaki hampir setiap malam kala mereka hendak memejamkan mata.

Penduduk Miskin Banten Bertambah 134,6 Ribu Orang, Ini Kata Wakil Gubernur

Hai Bupati Serang, Jalan Berlubang Dibiarkan 10 Tahun Sampai Warga Memancing

Tak jarang air pasang menyeret ular dari laut dan masuk ke dalam rumah melalui dinding bilik bambu yang sebagian sudah bolong.

"Yang paling parah itu waktu Tahun Baru, air masuk sampai setinggi dengkul karena hujan deras dan air laut masuk sampai ke dalam rumah," kenangnya.

"Waktu itu ular masuk ke sini, kalau dihitung-hitung sudah enam kali ular masuk ke dalam," sambungnya.

Apipi dan istri, Asmawati beserta anak-anaknya duduk di rumah di tepi laut, Kampung Sawah, Desa Lontar, Kecamatan Tirtayasa, Kabupaten Serang, Banten.
Apipi dan istri, Asmawati beserta anak-anaknya duduk di rumah di tepi laut, Kampung Sawah, Desa Lontar, Kecamatan Tirtayasa, Kabupaten Serang, Banten. (Martin Ronaldo/Tribunners)

Asmawati menceritakan, wilayahnya diguyur hujan deras disertai angin puting beliung pada malam pergantian Tahun Baru 2020 lalu.

Atap rumahnya terbang terbawa angin hingga air hujan membasahi sebagian isi rumah.

Sudah tiga kali ia meminta bantuan perbaikan rumahnya ke perangkat desa.

Namun, tiga kali pula ia menerima penolakan tanpa alasan jelas.

"Sampai saat ini belum ada perbaikan. Kalau orang miskin seperti kami tidak pernah diperhatikan."

Jalan Provinsi di Kota Serang Dibiarkan Rusak 5 Tahun Lamanya

Tak dinyana, Asmawati mengungkapkan lahan dan rumah gubuk yang ditempatinya bersama keluarga bukan miliknya.

Ada seorang warga berbaik hati yang mempersilakan lahannya didirikan rumah karena tak tega melihat kondisi keluarganya.

Asmawati mengungkapkan dirinya dan keluarga sempat berpindah-pindah menumpang di rumah tetangga sebelum mendapat lahan dari warga yang dermawan.

Di sisi lain, tak seorang pun dari saudara maupun kerabatnya yang mampu memberikan tumpangan tempat tinggal.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Banten
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved