2017, Pesta Seks Kaum Gay di Tempat Fitness Dibongkar, 141 Pria Diangkut Termasuk Penari Telanjang
Dari lokasi pesta seks Minggu malam itu, polisi mengamankan 141 pria penyuka sesama jenis atau gay, termasuk pria penari telanjang.
Dari keterangan para penari, tarif dibedakan berdasarkan jam terbang.
Untuk penari striptis berlabel senior yang sudah performance di atas tiga kali, tarif yang diberikan berkisar Rp 1,4 juta untuk sekali tampil.
Sedangkan tarif untuk penari junior sekitar Rp 700.000 hingga Rp 1,2 juta untuk sekali tampil.
• Apakah Berhubungan Seks Saat Pandemi Covid-19 Berbahaya? Apa yang Sebaiknya Dilakukan?
Topeng dan Rantai Penari Pria
Polisi juga mengamankan sejumlah barang bukti, di antaranya sejumlah kostum mirip kostum superhero. Kostum tersebut berwarna merah dengan lengan baju hijau.
Pada bagian dada kanan kostum tertulis huruf "A".
Ada juga sebuah topeng berwarna hitam yang diamankan bersama dengan kostum itu.
Jika dilihat sekilas, kostum itu terlihat mirip kostum superhero bernama Robin, rekan dari superhero lainnya, Batman.
"Itu digunakan ya untuk mereka striptis," ujar Nasriadi, Senin.
Petugas kepolisian juga mengamankan alat striptis lainnya berbentuk kain dililit rantai yang tampak berkarat.
Polisi juga mengamankan bukti lainnya, seperti kondom, tiket masuk, rekaman CCTV, uang tip penari stripris, iklan pesta gay, dan ponsel yang digunakan untuk para pengunjung saling berkomunikasi.
Pernah Digerebek FPI
Tempat fitness bernama 'Fitnes Atlantis' di Kelapa Gading itu sendiri pernah digeruduk oleh ormas Front Pembela Islam (FPI) sekitar lima bulan sebelum polisi melakukan penggerebekkan.
Hal tersebut diungkapkan oleh Robi, pegawai yang berkantor di sebelah ruko yang beralamat di Ruko Kokan Permata di Kelapa Gading Barat itu.
"Dulu ruko ini pernah disamperin ama FPI," ujar Robi kepada Tribunnews.com.
Menurut Robi, saat itu beberapa anggota FPI yang beratribut putih-putih mendatangi ruko tersebut.
Saat itu tiga anggota FPI diterima oleh perwakilan pengelola tempat fitness tersebut.
"Habis didatangi, ruko ini sempat tutup sampai 10 hari. Eh habis itu ramai lagi," kata Robi.
Robi mengatakan bahwa setelah melakukan penggerudukan, FPI memasang banner putih yang melarang tempat fitnes itu beroperasi.
Cara penangkapan dikecam
Proses penangkapan komunitas gay di tempat fitness di Kelapa Gading itu sempat dikecam sebuah koalisi yang menamakan diri Koalisi Advokasi.
Menurut mereka, tindakan yang dilakukan para anggota komunitas gay tersebut termasuk ranah privat.
Koalisi Advokasi terdiri atas beberapa lembaga swadaya masyarakat yang konsentrasinya pada bidang bantuan hukum, seperti LBH Jakarta, LBH Masyarakat, LBH Pers, Institute for Criminal Justice Reform, Yayasan Bantuan Hukum Indonesia, dan Arus Pelangi.
Koalisi Advoksi menilai bahwa para terduga anggota komunitas gay yang ditangkap itu diperlakukan secara sewenang-wenang oleh polisi.
Koalisi itu menyayangkan tindakan polisi yang memotret anggota komunitas gay dalam kondisi tidak berbusana dan menyebarkan foto tersebut hingga viral, baik melalui pesan singkat, media sosial, maupun pemberitaan.
"Penangkapan ini adalah preseden buruk bagi kelompok minoritas gender dan seksual lainnya. Penangkapan di ranah paling privat ini bisa saja menjadi acuan bagi tindakan kekerasan lain yang bersifat publik," kata pengacara publik dari LBH Jakarta, Pratiwi Febry, melalui keterangan tertulisnya, Senin.
Polisi bantah telah menelanjangi 141 pria yang sempat diamankan pada pesta kaum gay itu.
Polisi juga membantah telah menyebarkan foto para pria tersebut saat tak mengenakan pakaian.
Menurut polisi, saat dilakukan penggerebekan banyak warga yang ikut menyaksikan. Polisi akan menyelidiki siapa penyebar foto-foto tersebut.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Terbongkarnya Tempat Pesta Seks Kaum "Gay" di Kelapa Gading", dan "Tempat Pesta Kaum "Gay" di Kelapa Gading Pernah Digerebek FPI",