Calo Balap Lari Liar Ungkap Cara Sistem Pendaftaran sampai Taruhannya
Namun, rupanya di balik fenomena balap lari liar itu ada taruhan atau perjudian di antara kelompok yang bertanding.
Penulis: Zuhirna Wulan Dilla | Editor: Abdul Qodir
Laporan wartawan TribunBanten.com, Zuhirna Wulan Dilla
TRIBUNBANTEN.COM, TANGERANG SELATAN - Fenomena balap lari liar di Jadetabek dengan menutup arus lalu lintas tengah dan diunggah ke media sosial tengah menjadi perbincangan.
Namun, rupanya di balik fenomena balap lari liar itu ada taruhan atau perjudian di antara kelompok yang bertanding.
Toing,-bukan nama sebenarnya, mengungkapkan kegiatannya sebagai calo taruhan balap lari liar di Tangerang Selatan.
Ia mengungkapkan, sistem pendaftaran sampai jumlah taruhan ari balap lari liar tersebut kepada Tribunbanten.com di Ciputat, Tangerang Selatan, Selasa (15/9/2020).
Ia menceritakan, biasanya balap lari liar digelar di jalan baru dekat Universitas Pembangunan Jaya dan sekitar Bintaro.
Sebelum pertandingan dimiulai, ia selaku calo akan memasang foto peserta yang akan bertanding balap lari ke akun media sosial, untuk dicarikan lawan tanding.
"Pertama, pasang di sosial media mulai foto, umur, berat badan sama tingginya dan daerah asal mana," ungkapnya kepada TribunBanten.com
Selain itu, ia juga memasang jumlah taruhan ke media sosial itu.
• Kaget Wilayahnya Jadi Area Balap Lari Liar, Wali Kota Tangsel Airin Rachmi Penasaran Ingin Lihat
• Eksklusif Pengakuan Pelaku Balap Lari Liar, Makanan dan Minuman Rahasia Hingga Hadiah yang Didapat

Jika undangan bertanding di media sosial itu disambut kelompok pelari lain, maka balap lari liar dapat dilanjutkan ke lokasi yang disepekati.
Tarif yang dipasangnya untuk pendaftaran 10.000 satu peserta.
Ia juga mengungkapkan tentang taruhan dalam kegiatan tersebut.
"Biasanya yang di pinggiran (penonton) pada masang taruhan Rp 100 ribu sampai Rp 200 ribu," ungkapnya.
Toing merasa tidak khawatir atas kegiatan balap lari liar tersebut akan ditindak oleh pihak keamanan.
"Kan cuma lari, larinya juga malam kok ga merugikan siapapun," ujarnya.
Pemuda berusia 23 tahun dengan kulit hitam dan badan kurus ini mengsku akan terus mengadakan kegiatan balap lari liar ini.
Namun, belum tahu lagi jadwal pasti pelaksanaannya.
Ia mengaku tak menghiraukan kendati tempat kegiatan balap lari tersebut dilakukan di jalan umum yang dapat mengganggu pengguna jalan lain.