BPPD Ungkap Tiga Daerah di Banten Ini Berpotensi Diterjang Tsunami, Di Mana Saja?
Tinggi gelombang tsunami tersebut belum dapat diprediksi dan tidak dapat disamakan seperti tsunami Anyer pada Desember 2018 lalu.
Penulis: Marteen Ronaldo Pakpahan | Editor: Abdul Qodir
Hasil uji coba sistem sirine tsunami terintegrasi oleh BMKG bersama BPBD itu memberikan hasil yang baik.
Ketika uji simulasi, pusat kontrol yang berada di kantor BPBD Banten mendapatkan informasi tsunami kemudian diteruskan ke radio pemancar untuk mengaktifkan sirine peringatan dini tsunami.
Radio penerima yang berada di pos BPBD Anyer mendapatkan informasi peringatan dini, kemudian menyebarkan informasi melalui pengeras suara atau toa.
Pengeras suara tersebut memiliki daya jangkauan yang luas sehingga masyarakat sekitar pesisir Pantai Anyer dapat mendengar suara peringatan dini dengan jelas dan cepat agar dapat menyelamatkan diri.
Kepala Stasiun Geofisika Kelas I Tangerang, Suwardi menjelaskan, alat sirine tsunami terintegrasi menggunakan teknologi radio komunikasi dan IoT dengan prinsip teknoekonomis.
"Maksud dari teknoekonomis adalah perpaduan kemajuan teknologi radio serta biaya ekonomis akan mudah diimplementasikan dalam jumlah banyak dengan tujuan keselamatan masyarakat," jelasnya saat dihubungi pada Kamis (26/11/2020).
Suwardi mengatakan sirine tsunami terintegrasi difokuskan terhadap rancangan serta hasil implementasi sistem sirine yang dipasang di area pantai Anyer tepat di pos BPBD Anyer sebagai radio penerima.
"Dan sirine tsunami terintegrasi itu mempunyai kontrol radio pemancar atau Warning Receiver System (WRS) yang diletakkan di kantor BPBD provinsi Banten," tegasnya.
Baca juga: Ilmuwan Ungkap Ancaman Tsunami 20 Meter di Selatan Jawa, BMKG: Hanya Butuh 20 Menit sampai Daratan
Baca juga: Gelombang Tsunami Setinggi 20 Meter Ancam Banten, BMKG Beri Tips Menyelamatkan Diri dari Bencana
Petugas Stasiun Geofisika Kelas I Tangerang BMKG dan BBPD melakukan uji coba alat Integrated Tsunami Sirens System (ITSS) atau Sistem Sirine Tsunami Terintegrasi di Pos BPBD Anyer, Kamis (26/11/2020). (Tribunbanten.com/Rizki Asdiarman)
Alat pengontrol radio pemancar tersebut dikendalikan langsung oleh Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops).
"Kontrol radio pemancar yang diletakkan di kantor BPBD provinsi Banten mampu memberikan peringatan dini akan munculnya tanda-tanda gempa dan potensi tsunami," tegasnya.
Baca juga: Selama November 68 Kali Gempa Bumi Guncang Banten dan Sekitarnya, ini Data Kekuatannya
Baca juga: Periode 6-12 November, Banten Alami 28 Kali Gempa, BMKG Ingatkan Warga Potensi Susulan
Ia menilai, jika terjadi potensi tsunami maka pihak BPBD melakukan peringatan dengan menggunakan alat pemancar WRS yang terhubung dengan ITSS dalam frekuensi sama.
Dengan adanya alat ini akan lebih memudahkan dan mempercepat kinerja penyampaian peringatan dini gempa dan potensi tsunami.
Selain itu, alat tersebut dapat langsung menarik informasi ke masyarakat yang langsung terekoneksi melalui telepon genggam.
"Alat tersebut terintergrasi dengan menggunakan telegram atau aplikasi BMKG, yang dengan cepat menyampaikan informasi gempa atau potensi tsunami," jelasnya.