Diproyeksikan jadi Tempat PKL, Kini Pasar Kepandean Cuma Dihuni 2 Pedagang & Dipenuhi Rumput Liar

Sebagian besar kios lainnya tampak tak terisi dan hanya beberapa kios diisi barang dagangan yang ditutupi terpal penuh debu.

Penulis: Wijanarko | Editor: Abdul Qodir
Tribunbanten.com/Wijanarko
Rerumputan liar tinggi, sampah berserakan dan suasana sepi di Pasar Kepandean di Jalan Letnan Jidun, Lontarbaru, Kecamatan Serang, Kota Serang, Jumat (12/2/2021). 

Laporan Wartawan TribunBanten.com, Wijanarko

TRIBUNBANTEN.COM, KOTA SERANG - Rerumputan liar tinggi, sampah berserakan dan suasana sepi menyambut awak TribunBanten.com saat memasuki Pasar Kepandean di Jalan Letnan Jidun, kelurahan Lontarbaru, Kecamatan Serang, Kota Serang, pada Jumat (12/2/2021) siang.

Pasar Kepandean dibangun Pemkot Serang sejak akhir 2018 dan semula diproyeksikan sebagai tempat relokasi Pedagang Kaki Lima di Kota Serang, termasuk PKL dari kawasan Stadion Maulana Yusuf Ciceri.

Wali Kota Serang Syafrudin pun sempat meresmikan pasar tersebut sebagai pasar kuliner pada 27 Agustus 2020.

Namun, kini kondisi Pasar Kepandean tampak sepi dan cenderung tidak terawat. Bahkan, hanya ada dua pedagang yang berjualan di pasar itu. 

Baca juga: Pedagang Burung di Viraha Avalokitesvara Serang Resah, Omset Menurun Drastis di Imlek Tahun Ini

 

Rerumputan liar tinggi, sampah berserakan dan suasana sepi di Pasar Kepandean di Jalan Letnan Jidun, Lontarbaru, Kecamatan Serang, Kota Serang, pada Jumat (12/2/2021).
Rerumputan liar tinggi, sampah berserakan dan suasana sepi di Pasar Kepandean di Jalan Letnan Jidun, Lontarbaru, Kecamatan Serang, Kota Serang, pada Jumat (12/2/2021). (Tribunbanten.com/Wijanarko)

Pantauan TribunBanten.com, Pasar Kepandean merupakan bangunan sepi permanen dengan atap baja ringan dan ditopang sejumlah besi penyangga.

Terdapat beberapa baris bangunan sejenis di pasar tersebut.

Di bangunan itu terdapat ratusan petak kios seluas sekitar 3,5 × 3 meter persegi.

Namun, hanya tampak dua kios yang terdapat aktivitas penjualan, yakni kios warung nasi dan warung rokok-kopi.

Rerumputan liar tinggi, sampah berserakan dan suasana sepi di Pasar Kepandean di Jalan Letnan Jidun, Lontarbaru, Kecamatan Serang, Kota Serang, Jumat (12/2/2021).
Rerumputan liar tinggi, sampah berserakan dan suasana sepi di Pasar Kepandean di Jalan Letnan Jidun, Lontarbaru, Kecamatan Serang, Kota Serang, Jumat (12/2/2021). (Tribunbanten.com/Wijanarko)

Sebagian besar kios lainnya tampak tak terisi dan hanya beberapa kios diisi barang dagangan yang ditutupi terpal penuh debu.

Bahkan, sejumlah permainan anak untuk wahana pasar malam tampak teronggok di salah satu sudut pasar tersebut.

Baca juga: Hasil Investigasi, Pasar Rau Kota Serang Tak Hanya Jual Sayur-Mayur, Sisi Lain Pusat Perbelanjaan

Sebagian besar kios dan sekeliling Pasar Kepandean pun sudah ditumbuhi rumput liar dengan ketinggian lebih 20 cm.

Belum lagi, sejumlah sudut pasar tampak tumpukan dan sampah yang berserakan.

Sementara, fasilitas MCK dan musala di bagian belakang pasar sudah tampak kotor. 

Wahana permainan anak teronggok di Pasar Kepandean di Jalan Letnan Jidun, Lontarbaru, Kecamatan Serang, Kota Serang, Jumat (12/2/2021). Kini, pasar tersebut tamka sepi serta ditumbuhi rerumputan liar dan sampah berserakan.
Wahana permainan anak teronggok di Pasar Kepandean di Jalan Letnan Jidun, Lontarbaru, Kecamatan Serang, Kota Serang, Jumat (12/2/2021). Kini, pasar tersebut tamka sepi serta ditumbuhi rerumputan liar dan sampah berserakan. (Tribunbanten.com/Wijanarko)

Muhammad Ikbal (23), pedagang rokok-kopi menuturkan, semula ada puluhan PKL yang bersedia menempati kios-kios di Pasar Kepandean.

Namun, satu per satu pedagang mulai meninggalkan Pasar Kepandean pada awal 2020.

"Kalau tidak salah dari awal tahun (2020) pedagang-pedagang sudah pada pergi engga jualan lagi di sini. Mereka balik lagi ke lapak mereka yang dulu," ujar Ikbal di lokasi.

Baca juga: Dear Pemerintah Daerah, Terminal Banten Lama Banyak Sampah dan Pungli

Baca juga: Dulu Ramai, Kini Terminal Cipocok jadi Tempat Pembuangan Sampah

Menurut Ikbal, lokasi yang tidak strategis dan sepinya pembeli menjadi alasan utama para PKL hengkang dari Pasar Kepandean.

Iqbal (29), pedagang kelapa muda yang pernah direlokasi ke Pasar Kepandean menuturkan dirinya lebih baik 'kucing-kucingan' dengan petugas Satpol PP dibandingkan harus berjualan kembali di pasar tersebut.

"Dulu pas direlokasi ke situ, boro-boro bisa dapat untung, yang ada malah buntung. Kelapa-kelapa saya pada busuk karena engga terjual," ujar Iqbal.

Ia dan para pedagang kelapa lainnya akhirnya memutuskan kembali ke kawasan pasar lama agar bisa mendapatkan pembeli kendati kerap ada razia dari petugas Satpol PP. "Dari pada engga bisa makan, Bang," ujarnya.

PKL lainnya, Annisa (28) juga menuturkan hal yang serupa. Dia memilih kembali menjadi PKL di kawasan Stadion Maulana Yusuf Ciceri.

"Sepi banget di sana (Pasar Kepandean), engga ada yang beli."

"Dan di sana kan engga bisa jualan sampai malam. Magrib udah harus tutup. Penerangan juga minim. Akhirnya saya balik lagi jualan di sini. Di sini siang, sore, malam selalu ramai, ada saja yang beli," ujarnya saat ditemui kawasan Stadion Maulana Yusuf Ciceri.

Sumber: Tribun Banten
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved