Mengenal Beras Kewal dan Gadung, Makanan Pokok Ciri Khas Kabupaten Serang untuk Ketahanan Pangan
Sebagai upaya menjaga ketahanan pangan, Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan (DKPP) Kabupaten Serang mengembangkan pangan lokal.
Laporan Wartawan TribunBanten.com, Desi Purnamasari
TRIBUNBANTEN.COM, SERANG - Sebagai upaya menjaga ketahanan pangan, Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan (DKPP) Kabupaten Serang mengembangkan pangan lokal.
Desa Tanjung Manis di Kecamatan Anyar yang mempunyai pangan lokal berupa beras Kewal dan Gadung.
Gadung ini tumbuhan sejenis ubi-ubian yang dijadikan makanan pengganti nasi pada saat masa panen belum berlangsung.
"Ubi gadung ini tumbuh liar, dan sangat mudah ditemukan di sekitar. Mereka mengolah dengan cara direbus atau ditumbuk dan dikeringkan," tutur Kepala DKPP Kabupaten Serang, Suhardjo, kepada TribunBanten.com, Jumat (26/3/2021).
Baca juga: Pandemi Covid Ganggu Ketahanan Pangan Indonesia, Ketersediaan Sembako Belum Merata di Semua Daerah
Baca juga: Rahasia Ketahanan Pangan Suku Baduy dengan Menanam Padi Huma
Selain itu mereka mempunyai kearifan lokal berupa adat istiadat yang masih dipertahankan hingga sekarang.
Kearifan lokal tersebut, yaitu menyimpan gabah dalam leuit (lumbung) sehingga hampir tidak pernah membeli pangan pokok dari luar.
"Ke depan daerah yang potensial tersebut akan dikembangkan supaya ada budidaya pangan lokal dan pengolahan, sehingga nantinya akan ada beras lokal khas Banten khusus Kabupaten Serang," ujarnya.
Dia menjelaskan, padi di Kabupaten Serang dapat tahan selama bertahun-tahun tidak terlepas dari batang ketika disimpan di lumbung.
Menurut dia, padi kewal ini menghasilkan nasi yang sangat pulen berbentuk biji bulat agak besar dibandingkan beras pada umumnya. Selain itu, beras dari padi Kewal cepat mengeyangkan.
"Dari sisi umur, padi Kewal dipanen pada umur enam bulan sedangkan padi yang ada saat ini hanya 3-4 bulan,"ujarnya.
Baca juga: Kota Tangerang Miliki Ladang untuk Ketahanan Pangan, Omzet Capai Rp 700 Juta
Ketika musim panen tiba padi Kewal yang sudah diikat setelah panen dimasukan kedalam gudang-gudang tersebut sebagai stok pangan mereka sehari-hari.
Pihaknya telah bekerjasama dengan Dinas Pariwisata agar ini dapat dijadikan sebagi tempat wisata.
"Berharap padi Kewal ini dapat menjadi ikon padi unggul lokal dan berasnya dapat bersaing di pasaran serta dinikmati seluruh masyarakat Indonesia," tambahnya.