Profil Martha Siahaan, Direktur Cantik RS Premiere Bintaro, Langsung Gas Pol Begitu Menjabat
Saya jadi direktur RSPB pada 18 Mei 2020. Waktu itu rumah sakit sepi sekali karena awal pandemi Covid-10
Penulis: Agung Yulianto Wibowo | Editor: Agung Yulianto Wibowo
Dia juga mengajak karyawan rumah sakit, apapun background-nya untuk melihat pekerjaannya sebagai ibadah.
“Yang dilayani itu manusia. Sekarang kita melayani, suatu saat nanti kita lho yang dilayani sebagai pasien. Apa yang kita lakukan sekarang, suatu saat nanti kita akan menuainya,” ucapnya.
Martha memulai karier sebagai dokter setelah lulus dari Fakultas Kedokteran Trisakti.
Dia menjadi dokter umum di instalasi gawat darurat (IGD) dan poli.
Cita-citanya adalah menjadi dokter spesialis bedah plastik.
Namun, perempuan berusia 51 tahun ini tidak lulus saat mengikuti ujian spesialis bedah plastik.
“Saya senang aja dengan spesialis bedah plastik, kok bisa mengubah orang. Jadi, keren gitu,” katanya seraya tersenyum.
Baca juga: Profil Patrich Wanggai, Kekuatan Baru RANS Cilegon FC untuk Mewujudkan Asa Lolos Liga 1
Cita-citanya itu yang membuat Martha tidak menerima penawaran beasiswa Magister Adm Rumah Sakit di Universitas Indonesia (UI).
Namun, di beberapa tempat, Martha sering ditunjuk sebagai koordinator dokter umum.
Pada 2004, Martha mendapat kepercayaan untuk menjabat sebagai direktur rumah sakit ibu dan anak di Jakarta.
Saat itu, dia mengaku tidak benar-benar paham tentang manajerial, terutama neraca keuangan.
Untuk itu, pada 2007, dia mengambil Magister Adm Rumah Sakit di UI.
Setelah lulus pada 2009, dia kemudian menjabat sebagai manajer di sebuah rumah sakit swasta di Jakarta.
“Saya sempat bingung, kenapa di manajerial lagi. Padahal saya ingin di IGD saja,” katanya.
Martha kemudian melanjutkan studinya untuk belajar hukum di Magister Hukum Kesehatan Universitas Katolik Soegijapranata, Semarang.