News

Sosok Sujito, Pelaku Pembunuhan Wartawan di Simalungun, Mantan Bakal Calon Wali Kota Pematangsiantar

Kasus penembakkan kepada seorang wartawanhingga tewas bernama Mara Salem Harahap (42) alias Marsal akhirnya telah terungkap.

Editor: Zuhirna Wulan Dilla
TribunMedan/HO/Tribun Medan/Alija Magrib
Sujito bersama rekan-rekan yang membantunya melakukan pembunuhan kepada wartawan di Simalungun diamankan kepolisian. 

TRIBUNBANTEN.COM - Kasus penembakkan kepada seorang wartawanhingga tewas bernama Mara Salem Harahap (42) alias Marsal akhirnya telah terungkap.

Melansir Tribunnews, pelaku diketahui merupakan seorang pengusaha sekaligus pemilik Ferrari Kafe, Bar and Resto bernama Sujito.

Tak sendiri, Sujito melakukan aksi kejinya itu dibantu humas kafe, Yudi, dan seorang anggota TNI berinisial AS.

Diketahui, Marsal yang tercatat sebagai pimpinan redaksi lassernewstoday.com itu ditemukan tewas dengan luka tembak pada Sabtu (19/6/2021).

Jasad korban ditemukan di dalam mobil yang dikendarainya di Huta VII, Nagoru Karang Anyar, Kecamatan Gunung Maligas, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara.

Baca juga: Wartawan Tewas Tertembak Dalam Mobilnya di Simalungun, Ini Kata Dewan Pers

Berikut empat fakta terkait kasus pembunuhan wartawan di Simalungun, seperti dikutip Tribunnews.com dari TribunMedan.com:

1. Sosok Sujito

Mengutip TribunMedan.com, Sujito yang merupakan otak penembakan itu merupakan seorang pengusaha pemilik Ferrari Hotel N KTV.

Sujito juga tercatat sebagai bekas bakal Calon Wali Kota Pematangsiantar pada 2016 silam.

Ia mencalonkan diri lewat jalur calon perseorangan dan menamakan tim pemenangannya Tim Sujito-Djumadi (SUJUD).

Sujito dan pasangannya, Djumadi mendapatkan nomor urut satu dalam undian di KPU Pematangsiantar.

Dalam debat debat Calin Wali Kota dan Wakil Wali Kota Pematangsiantar pada 12 November 2016 silam, Sujito sempat mengutarakan visi dan misinya jika terpilih.

Ia mengatakan, akan membangun Tugu Raja Sangnaualuh sebagai identitas budaya yang asli dari Kota Siantar.

"Ketika Sujito-Djumadi nanti dikaruniai oleh yang maha kuasa, diberkati menjadi pasangan Wali Kota Pematangsiantar, bukan (patung) Dewi Kwan Im yang kita buat ikon, karena Dewi Kwan Im orang sudah kenal itu adalah tertinggi di Asia Tenggara."

"Kita akan membangun Patung Raja Sangnaualuh sepanjang 25 meter tingginya untuk ikon Kota Pematangsiantar supaya orang bisa mengenal sejarah asli Kota Siantar," ujarnya saat itu.

Baca juga: Berkat Suara Alarm Ponsel, Wartawan yang Tewas Tertembak di Mobilnya Berhasil Ditemukan Warga

Namun, langkahnya menjadi Wali Kota Pematangsiantar gagal setelah Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) mengumumkan, pasangan Hulman Sitorus-Hefriansyah menang dengan perolehan suara 55,03 persen.

Sementara saat itu, Sujito-Djumadi berada di urutan terakhir dengan perolehan, 3,7 persen.

2. Motif pembunuhan

Dilansir TribunMedan.com, Kapolda Sumatera Utara, Irjen RZ Panca Simanjuntak, mengatakan motif pelaku nekat menghabisi korban lantaran sakit hati.

Pelaku sakit hati karena korban kerap memberitakan peredaran narkoba di kafe miliknya.

"Modus operadi yang dilakukan oleh pelaku adalah tumbuhnya rasa sakit hati oleh Sujito selaku pemilik kafe dan resto terhadap korban yang selalu memberitakan peredaran narkotika di tempatnya," kata Panca.

Terkait persoalan itu, korban sempat meminta sejumlah uang sebagai syarat tak akan memberitakan hal yang buruk di lokasi usaha milik pelaku.

"Korban meminta uang sejumlah Rp 12 juta per bulan, per harinya meminta dua butir ekstasi."

"Kalau satu butir di pasaran harganya Rp 200 ribu, berarti dua butir Rp 400 ribu, sebulan artinya Rp 12 juta," ujarnya.

Atas sikap korban tersebut, Sujito kesal dan merasa perlu memberi pelajaran kepada korban.

Baca juga: Menginap di Kantor Setelah Kejar Deadline, Sepeda Motor Wartawan Digasak Pencuri

3. Kronologi kejadian

Sutijo kemudian memanggil Yudi yang merupakan humas di tempat usahanya itu untuk menyusun rencana.

"Saudara Sujito meminta Yudi memberikan pelajaran kepada korban. Tersangka Sujito bertemu Yudi bersama AS di Jalan Seram Bawah, Siantar."

"Sujito menyampaikan kepada Yudi dan AS, 'kalau begini orangnya cocoknya ditembak'" kata Panca menirukan ucapan tersangka.

Setelah pertemuan itu, Yudi dan AS kembali bertemu untuk menindaklanjuti permintaan Sujito.

Kemudian, malam kejadian, Yudi dan AS mendatangi rumah korban, tapi Marsal tak ada di rumah.

Petugas Polres Simalungun dan Dit Reskrimum Polda Sumut melakukan olah TKP tempat dimana oknum wartawan Mara Salem Harahap alias Marsel ditembak mati, Sabtu (19/6/2021). (Tribun Medan/Alija Magribi)
"Sekitar pukul 22.30 WIB, tersangka Yudi kembali menuju arah Kota Pematangsiantar."

"Di perjalanan, mereka berselisih jalan dengan mobil korban, selanjutnya tersangka Yudi dan AS ini berbalik arah mengikuti mobil korban."

"Yudi mengemudi sepeda motor dan AS melakukan penembakan yang mengenai bagian kaki korban di sebelah kiri paha atas."

"Tembakan mengenai kaki korban pada akhirnya tulang patah dan mengenai pembuluh arteri, maka mengeluarkan darah yang secara deras," paparnya.

Petugas Polres Simalungun dan Dit Reskrimum Polda Sumut melakukan olah TKP tempat dimana oknum wartawan Mara Salem Harahap alias Marsel ditembak mati, Sabtu (19/6/2021).
Petugas Polres Simalungun dan Dit Reskrimum Polda Sumut melakukan olah TKP tempat dimana oknum wartawan Mara Salem Harahap alias Marsel ditembak mati, Sabtu (19/6/2021). (Istimewa via Tribunnews)

4. Senjata api yang dipakai diduga ilegal

Irjen Panca juga membenarkan, ada oknum TNI yang terlibat dalam kasus pembunuhan tersebut.

"AS adalah oknum, makanya Pangdam hadir di sini, perhatikan, saya sudah sampaikan siapapun yang bersalah, kita tindak tegas. Enggak usah dibawa ke mana-mana," kata Panca, Kamis (24/6/2021).

Panca menjelaskan, untuk senjata api yang digunakan oleh oknum TNI tersebut merupakan buatan pabrikan Amerika.

Baca juga: Kapolres Lebak Angkat Bicara Terkait Aksi Anak Buahnya Larang Wartawan Liputan di DPRD

Namun, senjata tersebut bukan berasal dari institusi TNI, melainkan diduga berasal dari perdagangan ilegal.

"Itu senjata pabrikan, nomor registrasinya jelas, buatan Amerika. Senjata pabrikan belum tentu masuk dengan benar dan milik kesatuan."

"Tolong dicatat baik-baik, bisa saja ini masuk dari penggelapan dan perdangan ilegal, ini tidak teregister di kesatuan. Nomor register ada, dan ini akan kami dalami," jelas Panca.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Sujito Sakit Hati Kafenya Kerap Diberitakan Negatif, Putuskan Bunuh Wartawan, Oknum TNI Terlibat, https://www.tribunnews.com/regional/2021/06/26/sujito-sakit-hati-kafenya-kerap-diberitakan-negatif-putuskan-bunuh-wartawan-oknum-tni-terlibat?page=all

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved