Virus Corona di Banten
Cerita Dokter Puskesmas Tanah Tinggi Hadapi Lonjakan Pasien Covid, Sampai Bikin Tenda di Halaman
Melonjaknya kasus Covid-19 belakangan ini meninggalkan cerita tersendiri bagi Kepala Puskesmas Tanah Tinggi Kota Tangerang, dr Fery Ferdiansyah.
TRIBUNBANTEN.COM - Melonjaknya kasus Covid-19 belakangan ini meninggalkan cerita tersendiri bagi Kepala Puskesmas Tanah Tinggi Kota Tangerang, dr Fery Ferdiansyah.
Bahkan dirinya sempat merekam kejadian tersebut hingga viral di di jejaring media sosial.
"Pada mulanya untuk Covid-19 ini ada lonjakan kasus di bulan Juni. Awalnya yang landai-landai saja tiba-tiba kami kebanjiran pasien," ujar dr Fery saat dijumpai Wartakotalive.com di Puskesmas Tanah Tinggi, Kota Tangerang, Selasa (27/7/2021).
Ada sekitar lebih dari 7 pasien yang berdatangan ke Puskesmas Tanah Tinggi.
Kondisinya saat itu malam hari dalam keadaan hujan.
"Semestara itu ruang UGD hanya dapat menampung 2 pasien saja," ucapnya.
Baca juga: Vaksinasi Untuk Kalangan Remaja di Tangerang Selatan Baru Mencapai 4 Persen
Fery mengungkapkan para pasien hingga keluarganya tampak panik.
Bahkan pasien-pasien ini mengalami sesak nafas dan harus dibantu peralatan medis tabung oksigen.
"Dari sore sampai malam banyak banget pasien yang datang. Mereka terkonfirmasi positif Covid-19," kata Fery.
Fery pun langsung melakukan antisipasi. Yakni dengan mendirikan dua tenda darurat.
"Memang pasien-pasien ini membeludak hingga ke luar area Puskesmas. Dikarenakan tempatnya yang kurang memadai. Maka dari itu kami buat tenda," ungkapnya.
Bahkan Fery harus meminta bantuan dari Dinkes Kota Tangerang. Dinkes membantu dengan menerjunkan tenaga medis mau pun perlengkapan yang ada.
Baca juga: Viral Video Cerita Warga Karawang Alami Kejanggalan Saat Divaksin, Ini Klarifikasi Petugas Puskesmas
"Dibantu dari tim Dinkes untuk mengurai pasien, karema memang rumah sakit juga sudah penuh kondisinya," tutur Fery.
Lonjakan kasus Covid-19 di bulan Juni sangat tinggi.
Fery pun mengimbau kepada masyarakat terutama pasien yang bergejala harus melakukan persiapan.
"Persiapan untuk peralatan oksigen, kami hanya punya 6 tabung oksigen saja ada tambahan 9 itu pun belum cukup. Per tabung habis dipakai hanya waktu 2 sampai 4 jam. Ditambah lagi keadaan kesulitan mencari oksigen dimana-mana. Akhirnya Dinkes bantu Puskesmas melayani bantuan oksigen," paparnya.