Virus Corona di Banten

Strategi Pemkot Serang Tanggulangi Covid-19, Bertahan dan Menyerang

Pemerintah Kota Serang menerapkan strategi menyerang dan bertahan untuk menangani pandemi Covid-19.

Penulis: mildaniati | Editor: Glery Lazuardi
freepik
Ilustrasi Covid-19 

Laporan wartawan TribunBanten.com, Mildaniati

TRIBUNBANTEN, KOTA SERANG - Pemerintah Kota Serang menerapkan strategi menyerang dan bertahan untuk menangani pandemi Covid-19.

"Strateginya menyerang dan bertahan," ungkap juru bicara Satuan Gugus Tugas Covid-19 Kota Serang W Hari Pamungkas pada TribunBanten.com saat dikonfirmasi, pada Jumat (30/7/2021).

Menurut Hari strategi menyerang dengan melakukan tracing, tracking dan treatment.

Setiap satu anak yang positif harus di tracking 10-15 orang yang melakukan kontak erat maupun suspek.

"Dibanyakin tracing, tracking, treatment itu menyerang satu anak positif kita harus tracking 10-15 orang yang kontak erat maupun suspek," terangnya.

Baca juga: Kapan PPKM Bisa Dicabut? Wali Kota Serang Ungkap Syarat-syaratnya

Baca juga: Cerita Anak-anak Divaksinasi Covid-19 di SMAN 2 Serang: Deg-degan hingga Telapak Kaki Dingin

Selanjutnya masih strategi menyerang yaitu memperbanyak vaksinasi masyarakat. Dia mengaku menargetkan 1.500 vaksinasi untuk warga Kota Serang sesuai target WHO.

"Strategi menyerang kedua vaksin banyakin 1500 target WHO untuk Kota Serang," ujarnya.

Adapun strategi bertahan yang dilakukan yaitu menambah Bed Occupancy Rate (BOR), tenda pengungsi, menambah tenaga kesehatan dan relawan supaya bebannya tidak berat.

"Bertahannya dengan menambah BOR tenda pengungsi, nakes dan relawan ditambah supaya tidak ada beban berat," ucapnya.

Kemudian pihaknya juga sudah melakukan sosialisasi edukadi, pelaksanaan vaksinasi dilakukan secara dor to dor oleh Puskesmas ke Kecamatan, Kelurahan sampai tingkat RT/RW.

Dalam sesi dor to dor tersebut Hari menambahkan jika selalu dijelaskan terkait jumlah BOR, oksigen, dan lainnya aga mereka tau dan ada kepastian.

"Sosialisasi edukasi, dor to dor ke satgas kecamatan kelurahan turun disitu di informasiin kalo punya tempat tidur sekian, oksigen sehingga mereka punya kepastian," ujarnya.

Menurut Hari yang paling efektif adalah strategi menyerang karena titik luminasinya bisa terlihag dan jelas.

"Efektifnya menyerang karena titik luminasinya bisa keliatan dan jelas," pungkasnya.

"Menyerang di hulu di hilir bertahan," sambungnya.

Baca juga: Pemkab Serang Gandeng Ulama untuk Sosialisasi Protokol Kesehatan Melalui Mimbar Jumat

Baca juga: Ketiga Kalinya, Serang Sabet Penghargaan Kota Layak Anak, Target Naik Tingkat Tahun Depan

Selain itu, pihaknya juga memilah yang sedang isolasi mandiri (isoman) dan orang tanpa gejala (OTG) untuk mengajukan agar dirawat di Rusunawa.

Menurut Hari pengajuan itu sudah diusulkan ke Privinsi.

Sementara itu, banyak yang sakit bukan covid tidak ditangani lantaran kewalahan menangani yang covid.

"Makanya kita usulkan rs ke provinsi ggr dan rusunawa itu khusus covid," ungkapnya.

Sementara itu, Hari mengaku adanya PPKM di Banten secara akumulatif aktivitas warga menurun di tingkat -31,5%

"Awal di angka -24 minggu kedua -15 kemarin data akumulatif di Banten -31,5 di Banten pelaksanaan PPKM Mikro itu angka yang baik," jelasnya.

Secara kasat mata di jalan protokol sudah menurun mobilitas masyarakat. Namun dia tidak memungkiri jika di pinggiran masih keliatan banyak aktivitas warga di komplek, kampung, ruko, pasar dan lainnya.

Dia juga menambahkan jika untuk mengatasi hal tersebut harus terintegrasi melibatkan stakeholder dan pemerintah yang menyiapkan regulasi serta dukungan dari masyarakat.

Sumber: Tribun Banten
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved