Lapas Kelas I Tangerang Terbakar
Temuan Komnas HAM: Tiap Blok Lapas Tangerang Hanya Punya 1 Pintu, Napi Bisa Main HP
Komisioner Komisi Nasional (Komnas) HAM Choirul Anam mengungkap sejumlah temuan setelah mengunjungi Lapas Kelas I Tangerang pada Kamis (9/9/2021).
Dalam melakukan identifikasi korban, pihaknya mengalami sejumlah kendala.
Dia menjelaskan, untuk pelaksanaannya sebenarnya tidak ada yang sulit, dan secara teoritis semua itu bisa teridentifikasi tapi itu hanya teori.
"Praktisnya tetap ada beberapa kendala yang dihadapi termasuk salah satunya jika data ante mortem tidak lengkap," kata Kombes Pol Pramujoko.
Untuk mendapatkan data dari dua keluarga WNA, Pramujoko mengungkapkan bahwa tim DVI masih terus melakukan koordinasi dengan beberapa pihak guna mendapatkan kelengkapan data ante mortem.
Ia menyebutkan bahwa butuh proses dan waktu untuk bisa menemukan keluarga korban dan kelengkapan data.
Kabid DVI akan terus berkoordinasi dengan ICRC atau dari jalur pemerintah melalui Ditjen PAS yang bekerja sama dengan Duta Besar Indonesia.
Menurutnya, Kabid DVI akan terus berkoordinasi bersama ICRC atau melalui Ditjen PAS yang bekerja sama dengan Duta Besar Indonesia.
Ia mengatakan bahwa pihaknya tidak mengalami kesulitan.
Baca juga: Cerita Miris Napi Korban Kebakaran Lapas Tangerang, Menangis Setiap Hari Hanya Makan Kepala Lele
Baca juga: Video Call Terakhir Napi Lapas Tangerang dengan Keluarga Sebelum Tewas, Mimpi Ayahnya Jadi Pertanda
Terkait jumlah korban yang teridentifikasi, pihak kepolisian menyebutkan bahwa terdapat tujuh orang korban kebakaran Lapas Kelas 1 Tangerang, Banten yang telah berhasil teridentifikasi.
Masing-masing korban bernama Rudhi alias Cangak bin Ong Eng Cue (43), Diyan Adi Priyana als Diyan bin Khalil (44), Kusnadi bin Rauf (alm) (44), Bustanil Arifin bin Arwani (alm) (55) serta yang kelima itu bernama Alfin bin Marsum (23).
Kemudian, Mat Idris bin Abdrismon (29), serta Ferdian Perdana bin Sukriadi (28) yang berhasil diidentifikasi pada Sabtu, 11 September 2021.