Kasus Santri Dianiaya Senior Kini Ditangani Polres Pandeglang, Korban Masih Trauma dan Sering Pusing
seorang santri berinisial RAR diduga dianiaya setelah keluar ponpes untuk membeli nasi uduk bersama temannya pada Senin malam (21/11/2021).
Penulis: mildaniati | Editor: Yudhi Maulana A
Laporan Wartawan TribunBanten.com, Mildaniati
TRIBUNBANTEN, KOTA SERANG - Kasus dugaan penganiayaan yang dilakukan oknum santri selaku ketua kamar dan keamanan kelas 10 SMA terhadap salah satu santri kelas 8 di pondok pesantren (ponpes) modern di Pandeglang telah dibawa ke ranah hukum.
Sebelumnya, seorang santri berinisial RAR diduga dianiaya setelah keluar ponpes untuk membeli nasi uduk bersama temannya pada Senin malam (21/11/2021).
RAR dihukum push up 150 kali dan mendapatkan penganiayaan oleh dua orang oknum seniornya
Menurut keterangan orangtua korban, OS, kelanjutannya saat ini sudah masuk tahap pembuatan berita acara pemeriksaan (BAP) Selasa malam (30/10/2021) oleh penyidik Polres Pandeglang.
"Rencananya hari ini hasilnya akan diberikan dari pihak polres Pandeglang untuk ditandatangani," ujarnya saat ditemui oleh TribunBanten.com di kediamannya, Jumat (3/12/2021).
OS menjelaskan, anaknya juga telah dimintai keterangangan sekitar 1 sampai 2 jam di kediamannya didampingi keluarga.
Baca juga: Suruh Push Up 150 Kali Lalu Menganiaya Juniornya, Santri di Pandeglang Kini Dikeluarkan dari Ponpes
Saat pelaporan, dia menceritakan berjalan lancar dan tidak ada kendala.
Saat ini, OS mengaku anaknya masih trauma sering merasakan pusing dan dalam proses berobat jalan.
"Masih sering merasa pusing, proses berobat jalan, dan untuk psikisnya Alhamdulillah memdapat pendampingan dari Komnas LPA dan Peksos (pekerja sosial)," tuturnya.
Selanjutnya, kata OS, anaknya masih memiliki keinginan keras untuk belajar.
"Pengen terus sekolah lagi," tuturnya.
"Nunggu masuk semester genap," sambungnya.

Dia berharap atas kejadian itu, RAR dapat terus belajar seperti biasa.
Lanjutnya, kata dia, atas kejadian itu semoga dapat dijadikan pembelajaran sehingga tidak terulang kembali pada anak yang lain.
"harapan kedepan jadikan pembelajaran agar kejadian ini tidak terulang pada anak yang lain," harapnya.