Filosofi di Balik Nama Gelora Geger Cilegon, Terkandung Pesan Sejarah Geger Cilegon 1888

Stadion di wilayah Kota Cilegon akan diberi nama Gelora Geger Cilegon. Nama Gelora Geger Cilegon merupakan penamaan yang dimenangkan oleh Bambang

Penulis: mildaniati | Editor: Glery Lazuardi
TribunBanten.com/Khairul Ma'arif
Sebuah sudut yang ada di Taman Kota Cilegon yang disinyalir menjadi tempat digantungnya para pejuang Kota Cilegon pasca peristiwa Geger Cilegon 9 Juli 1888 

Rencananya, uang pembinaan yang didapatkan di sayembara itu akan digunakan untuk perbaikan tempat lesehan Workshop Sejarah Geger Cilegon.

"Mau dipake buat benerin tempat lesehan untuk Workshop Sejarah Geger Cilehon, semoga aja biayanya mencukupi," tuturnya.

Selama ini dia aktif menggaungkan sejarah Geger Cilegon supaya melekat di kalangan masyarakat Cilegon dan sekitarnya.

Bahkan tak segan dia merogoh kocek dari kantongnya sendiri.

"Semoga, harapannya sejarah Geger Cilegon bisa terus terangkat," harapnya.

Baca juga: Taman Geger Cilegon, Tonggak Pengingat Perlawanan Rakyat Cilegon Melawan Penjajah

Geger Cilegon 1888

Seperti dilansir dari Kompas.com, Geger Cilegon 1888 adalah peristiwa pemberontakan petani Banten pada 9 Juli 1888

Antara 1882 dan 1884, rakyat Serang dan Anyer telah ditimpa dua malapetaka, yaitu kelaparan dan penyakit sampar (pes) binatang ternak.

Hal itu disebabkan oleh musim kemarau berkepanjangan yang menyebabkan tanaman tidak tumbuh dan munculnya wabah pes.

Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah kolonial menginstruksikan untuk membunuh semua ternak, termasuk binatang yang tidak terkena penyakit.

Akibatnya, muncul kebencian rakyat terhadap pemerintah Belanda yang dianggap telah melakukan kekejian dan kesewenang-wenangan.

Sebab, bagi petani binatang ternak juga dianggap sebagai teman yang membantu pekerjaan mereka di sawah.

Karena jumlahnya sangat banyak, tidak semua ternak dapat dikubur, sehingga bangkainya ditemukan dimana-mana dan mengundang penyakit baru bagi rakyat.

Sebanyak 120.000 orang lebih tercatat telah terkena penyakit dan 40.000 di antaranya meninggal dunia.

Baca juga: Masjid Jami Al-Ijtihad, Tempat Pertemuan Ulama dan Kiai Banten Sebelum Pecah Peristiwa Geger Cilegon

Rakyat pun semakin sengsara saat Gunung Krakatau meletus pada 1883 dan menimbulkan gelombang laut setinggi 30 meter.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Banten
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved