APPKSI Minta Jokowi Perhatikan Nasib Petani Sawit: Tolong Bapak Tanggung Jawab!
Presiden Joko Widodo diminta untuk memperhatikan nasib petani sawit. Harga tandan buah segar jatuh di pasar
TRIBUNBANTEN.COM - Pengurus Asosiasi Petani Plasma Kelapa Sawit Indonesia (APPKSI) menuntut
Presiden Joko Widodo untuk memperhatikan nasib petani.
APPKSI membuat bertuliskan "Bagaimana Nasib Kami Pak. Harga Tandan Buah Segar Jatuh. Tolong Bapak Tanggung Jawab".
Baca juga: Apa Benar Kata Menteri Luhut, Banyak Induk Perusahaan Sawit Berkantor di Luar Negeri?
Ketua Umum APPKSI, Muhammadyah, mendesak dan meminta Presiden Jokowi turun tangan agar bisa mengembalikan harga TBS pada harga kewajaran sesuai harga CPO dunia dengan mencabut aturan DMO dan DPO
Upaya itu, kata dia, dilakukan agar ekspor CPO dapat dipermudah untuk mengurangi tumpukan CPO di tangka tangki penimbunan CPO di PKS PKS.
"Jika tidak dilakukan akan terus berdampak buruk pada harga TBS petani plasma sawit yang akhirnya menyebabkan petani kesulitan membayar angsuran pinjaman untuk membangun kebun plasma pada bank dan akan juga menyebabkan petani sulit untuk membeli pupuk," kata dia.
Menurut dia, sejak Presiden Joko Widodo mencabut larangan ekspor minyak sawit mentah (CPO) dan produk turunannya pada 23 Mei lalu, tandan buah segar sawit (TBS) petani menurun drastis.
Di mana untuk periode II – Januari 2022, sawit umur 3 tahun Rp 2.471,25/Kg; sawit umur 4 tahun Rp 2.640,54/Kg; sawit umur 5 tahun Rp 2.820,13/Kg; sawit umur 6 tahun Rp 2.908,64/Kg; sawit umur 7 tahun Rp 3.014,68/Kg.
Sawit umur 8 tahun Rp 3.108,54/Kg. Sawit umur 9 tahun Rp 3.160,16/Kg; sawit umur 10-20 tahun Rp 3.304,81/Kg. Lantas sawit umur 21 tahun 3.247,92/Kg.
Sawit umur 22 tahun Rp 3.233,38/Kg; sawit umur 23 tahun Rp 3.156,85/Kg; Sawit umur 24 tahun Rp 3.051,78 /Kg; dan sawit umur 25 tahun Rp 2.953,19/Kg
Dan saat ini harga TBS akibat efek domino pelarangan ekspor CPO dan turunannya pada 28 April-22 Mei 2022 turun ke bawah Rp1.000 per kg.
Per 26 Juni 2022, harga TBS di 10 provinsi wilayah anggota SPKS berkisar Rp500-1.070 per kg.
"Petani Sawit merugi sekitar Rp1.500.000 - 2.000.000 per ha per bulan. Sementara untuk kerugian petani sawit swadaya seluruh Indonesia dari bulan April-Juni ini sudah ada sekitar Rp50 triliun," kata dia, dalam keterangannya.
Baca juga: Manfaatkan Pelepah Kelapa Sawit Menjadi Krey, Warga Lebak Mampu Bangun Rumah Hingga Sekolahkan Anak
Dia mengungkapkan, penyebab dari jatuhnya harga TBS yang berdampak pada tingkat kesejahteraan petani sawit diakibatkan oleh beberapa kebijakan yang inkonsisten.
Antara lain peraturan tentang DMO (domestic market obligation) dan DPO (domestic price obligation) yang gagal menjadi solusi malah diberlakukan kembali pasca pencabutan pelarangan ekspor oleh presiden Jokowi.
Sehingga menyebabkan penumpukan CPO yang jumlahnya jutaan ton di PKS -PKS yang belum bisa terjual akibat pemberlakuan kebijakan DMO dan DPO yang justru memepersulit ekspor CPO .
