Problematika Kasus Stunting, Subadri Ushuluddin Sebut Penyelesaian Stunting Harus Keroyokan

Pemerintah Kota Serang meminta agar penyelesaian kasus stunting di Kota Serang diselesaikan secara bersama oleh berbagai pihak.

Penulis: mildaniati | Editor: Ahmad Haris
TRIBUNBANTEN/MILDANIATI
Wakil Wali Kota Serang Subadri Ushuddin saat ditemui di ruangannya, Kamis (25/11/2021). Pemerintah Kota Serang meminta agar penyelesaian kasus stunting di Kota Serang, diselesaikan secara bersama oleh berbagai pihak. 

Laporan Wartawan TribunBanten.com, Mildaniati

TRIBUNBANTEN, KOTA SERANG - Pemerintah Kota Serang meminta agar penyelesaian kasus stunting di Kota Serang, diselesaikan secara bersama oleh berbagai pihak.

"Stunting penyelesaiannya harus keroyokan dan kebersamaannya utuh," kata Wakil Wali Kota Serang, Subadri Ushuluddin di Pemkot Serang, Jumat (29/7/2022).

Subadri menekankan, agar kasus stunting di Kota Serang dapat selesai sebelum masa jabatannya lengser.

"Saya tekankan Kota Serang kasus stunting habis," paparnya.

Baca juga: Kasus Stunting di Kota Serang pada 2021: Ada 2.700 dari Total 72 Ribu Jumlah Bayi

Secara teknisnya, diperlukan tindak lanjut dari pihak Kementrian Agama (Kemenag), terutama pasangan muda yang menikah belum cukup umur.

"Secara teknis dan lainnya harus ada tindak lanjut ke Kemenag, agar stunting pencegahannya dari pra nikah, jangan coba-coba menikah saat masih kecil," jelasnya.

Pemerintah Kota Serang menargetkan kasus stunting turun 14 persen pada 2024, dari total 23,4 persen .

"Semoga turun ke angka 14 % ," harapnya.

"Mohon doanya agar program pemerintah dalam penurunan stunting ini, agar sama-sama dalam rangka 0 stunting," sambungnya.

Subadri mengatakan, bagi bayi dengan kasus stunting, sudah ditangani dan didampingi oleh pendamping stunting yang sudah dibentuk, di masing-masing kelurahan dan kecamatan.

"Stunting sudah ada penanganan dari kita, selain itu juga untuk masalah gizi, pangan dan lainnya ada di beberapa OPD terkait," jelasnya.

Diberitakan sebelumnya, hasil rekapitulasi dari Dinas DP3AKB Kota Serang Tahun 2021, jumlah stunting mencapai 2.700 bayi yang terkena stunting.

Angka 2.700 itu dari 72 ribu jumlah bayi yang ada di Kota Serang.

"Tahun 2021 potensi bayi stunting kita hasil rekap totalnya 2.700 yang terkena stunting dari 72 ribu balita,"ujar Kepala DP3AKB Anthon Gunawan di Pemkot Serang, Jumat (29/7/2022).

Kata Anton, wilayah paling banyak kasus stunting ada di Kecamatan Curug, Kasemen, dan Serang.

"Paling banyak kasemen dan Kecamatan Curug, dan Serang," paparnya.

Pihaknya mengaku sudah membentuk TPPS untuk tangani kasus stunting, dari tingkat kelurahan dan kecamatan.

Selain itu, ada pula tim untuk audit kasus stunting.

"Kita sudah bentuk TPPS tingkat kota, kecamatan dan kelurahan dan tim audit untuk audit stunting kita," paparnya.

Sejauh ini, tim sudah komprehensif melakukan pendamping pada keluarga yang memiliki bayi stunting.

Sebanhak 533 tim terbentuk yang beranggotakan 1.559 orang, untuk pendampingan pada keluarga yang beresiko stunting.

"Teknis sudah berjalan di lapangan."

Baca juga: Tuntaskan Masalah Stunting di Kota Cilegon, Sanuji Minta Pembaharuan Data

Pendampingan dilakukan dari mulai calon sangan pengantin, saat penikah, proses kehamilan, menyusui sampai anak usia 2 tahun.

"Dari mulai catin, pernikahan, hamil, menyusui, dan sampai usia anak 2 tahun," terangnya.

Anton optimis kasus stunting turun pada 2024.

"Kita optimis karena ada 2 pola data yang dimiliki," jelasnya. 

Sumber: Tribun Banten
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved