Harga BBM Naik

Media Asing Soroti Kenaikan Harga BBM Indonesia, Tersiar Masalah Sensitif hingga Ada Protes Massal

Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) oleh pemerintah Indonesia mendapatkan sorotan dari media asing.

Editor: Abdul Rosid
Kompas TV
Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) oleh pemerintah Indonesia mendapatkan sorotan dari media asing. 

TRIBUNBANTEN.COM - Pemerintah Indonesia secara resmi telah mengumumkan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) pada Sabtu (3/9/2022) sekira pukul 13.30 WIB.

Informasi ini pun lantas disorot media asing.

Dalam artikel berita asing disebutkan kenaikan harga BBM menjadi masalah sensitif hingga menimbulkan aksi protes massal.

Dikutip dari Kompas.com, media asing yang mengabarkan kenaikan harga BBM Indonesia ini adalah kantor berita Reuters yang berkantor pusat di London, Inggris.

Baca juga: Ramai-ramai Warga Serang, Lebak & Cilegon Antre di SPBU Usai Jokowi Umumkan Kenaikan Harga BBM

Pada Sabtu sore, media Inggris itu merilis artikel berita berjudul “Indonesia hikes fuel prices to rein in ballooning subsidies” atau “Indonesia menaikkan harga bahan bakar untuk mengendalikan subsidi yang membengkak”.

Dituliskan, Pemerintah Indonesia menaikkan harga BBM mencapai 30 persen.

Hal ini sebagai langkah untuk mengontrol subsidi BBM yang sekarang ini mengalami pembengkakan.

Media Inggris tersebut juga menuliskan, persoalan harga BBM menjadi masalah sensitif secara politik di Indonesia.

Dengan adanya kenaikan itu akan berdampak besar bagi rumah tangga dan usaha kecil.

Untuk itu, kenaikan BBM memicu aksi protes massal yang terjadi di sejumlah daerah.

Selain media dari Inggris tersebut, media asal Singapura The Straits Times turut menerbitkan kabar kenaikan harga BBM Indonesia.

Judul yang diterbitkan media itu adalah “Indonesia hikes fuel prices by 30 persen to rein in ballooning subsidies" atau "Indonesia menaikkan harga bahan bakar sebesar 30% untuk mengendalikan subsidi yang membengkak”.

Dalam rilisnya, dituliskan bahwa Menteri Keuangan Indonesia, Sri Mulyani Indrawati berujar pemerintah masih membutuhkan banyak anggaran meski harga BBM dinaikkan.

Besaran harga BBM itu bergantung pada harga minyak mentah internasional.

Sri Mulyani menerangkan, pemerintah telah memberikan bantuan tunai kepada masyarakat miskin untuk mengantisipasi dampak adanya kenaikan harga BBM.

Baca juga: Belum Tepat Sasaran, Pemerintah Kini Batasi Masyarakat yang Boleh Beli Pertalite dan Solar: Diawasi

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved