Stunting

Cegah Stunting Sedini Mungkin, Sejak dalam Kandungan Hingga Fase Usia Keemasan Anak

Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama.

Penulis: Siti Nurul Hamidah | Editor: Siti Nurul Hamidah
dharmasehat.com
Ilustrasi anak yang terkena stunting 

TRIBUNBANTEN.COM - Stunting menjadi masalah kesehatan yang serius yang terjadi pada anak di Indonesia.

Dikutip dari kemenkes.go.id, Senin, (18/10/2022), stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama.

Sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak yaitu tinggi badan anak lebih pendek (kerdil) dari standar usianya.

Hal tersebut diakibatkan kekurangan gizi yang dialami anak sejak fase usia keemasan anak.

Fase usia keemasan anak sendiri adalah fase yang dihitung sejak anak dalam kandungan hingga hingga 2 tahun, disebut fase usia keemasan awal, serta fase usia keemasan berikutnya hingga anak berusia 5 tahun.

Fase usia keemasan anak sering disebut sebagai fase golden age.

Baca juga: Perbedaan Stunting dan Gizi Buruk, Serupa Tapi Tidak Sama

Dalam hal ini fase usia keemasan anak sangat penting untuk mencegah stunting.

Mengoptimalkan gizi pada saat dalam kandungan hingga fase keemasan awal, 2 tahun usia anak.

Rentang pertumbuhan anak sejak dalam kandungan sampai usia 2 tahun merupakan fase pertumbuhan yang krusial dan sangat penting bagi anak, untuk memastikan anak tumbuh sehat tanpa stunting.

Jika fase usia keemasan anak tidak dioptimalkan, maka akan menyebabkan pertumbuhan otak anak tidak sempurna.

Baca juga: Kenali Apa itu Stunting dan Risikonya

Sebagaimana sejak dalam kandungan, jantung, pankreas, paru-paru, otak atau organ lainnya terbentuk sejak janin.

Sehingga untuk mencegah stunting harus dilakukan sedini mungkin sejak seorang ibu mengandung.

Adapun cara cegah stunting yang dikumpulkan dari berbagai sumber oleh TribunBanten.com adalah sebagai berikut:

1. Pastikan asupan gizi anak sejak dalam kandungan dan fase usia keemasan

Sejak dalam kandungan, asupan gizi anak dan apa yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi harus diperhatikan.

Asupan gizi ini harus diperhatikan hingga anak berusia 2 tahun, ini merupakan fase awal keemasan anak, untuk terbentuknya otak sempurna dan tumbuh kembang yang sehat.

Selain itu, apabila anak mengalami stunting setelah usia 2 tahun, hal tersebut masih bisa dicegah sebelum anak menginjak usia 6 tahun.

Artinya stunting dapat dilakukan pencegahan, sejak dalam kandungan hingga usia 2 tahun, kemudian hingga batas usia 5 tahun.

Baca juga: Risiko Stunting Lebih Tinggi Dialami Anak yang Terkena Tuberkulosis, Ini Kata Dokter

Kondisi stunting yang dialami anak harus dicegah sebelum batas usia itu, merujuk pada istilah 1000 hari pertama kehidupan anak, fase keemasan buah hati.

1000 hari pertama kehidupan anak adalah 270 hari saat berada di kandungan dan 730 hari sampai dia di usia 2 tahun.

2. Bawa buah hati ke Posyandu

Ibu harus membawa buah hati ke Posyandu atau Puskesmas setiap bulan, penting dilakukan untuk mencegah stunting sejak dini dan cara penanganannya.

Meski belum ada obat untuk stunting, namun stunting dapat dicegah sedini mungkin dengan rajin memeriksa dan membawa buah hati ke Posyandu atau Puskesmas terdekat.

Lakukan imunisasi anak untuk menjaga kekebalan tubuh dari penyakit berbahaya, yang keamanannya dijamin pemerintah.

Baca juga: Banten Masuk Daftar 12 Provinsi dengan Tingkat Stunting Paling Tinggi di Indonesia

Jika stunting terdeteksi setelah usia 2 tahun, Ibu masih bisa melakukan langkah-langkah pemenuhan gizi yang baik dan terus menerus hingga usia 5 tahun atau sebelum anak berusia 6 tahun.

Karena dari buah hati lahir hingga berusia 5 tahun adalah fase usia keemasan anak untuk mencegah stunting dan wasting.

3. Ibu harus mengatur pola makan dan gizi berimbang

Pola makan dengan gizi berimbang menjadi penting, sebagaimana stunting dipengaruhi oleh rendahnya akses terhadap makanan dari segi jumlah dan kualitas gizi, serta seringkali tidak beragam.

Dalam satu porsi makan, setengah piring diisi oleh sayur dan buah, setengahnya lagi diisi dengan sumber protein (baik nabati maupun hewani) dengan proporsi lebih banyak daripada karbohidrat

Baca juga: Ini Strategi Pemprov Banten Turunkan Stunting Sesuai Target Presiden

Baca juga: Mako Lanal Banten Berkolaborasi dengan BKKBN Banten Turunkan Angka Stunting 

4. Pola asuh, serta perbaikan sanitasi dan akses air bersih

Stunting juga dipengaruhi oleh pola asuh yang kurang baik dalam pemberian makan bagi bayi dan balita.

Pola asuh seperti penanganan bayi sejak lahir, pemberian air susu ibu (ASI) hingga 6 bulan dan lanjutan pemberian ASI sampai usia 2 tahun.

Pemberian makanan pendamping ASI juga harus diperhatikan, termasuk di dalamnya adalah akses sanitasi dan air bersih.

Untuk mengurangi risiko ancaman penyakit infeksi, maka perlu air yang steril dan bersih untuk konsumsi buah hati.

Membiasakan cuci tangan pakai sabun dan air mengalir, serta tidak buang air besar sembarangan.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved