Warga Serang Dipasung
Anak Ikhlas Emak-emak asal Banten Hidup dalam Pasungan di Hutan, Awalnya Tak Tega hingga Minta Maaf
Ismail, anak Ani, emak-emak di Banten, hidup dalam pasungan mengaku tidak tega melihat kondisi ibunya.
Penulis: mildaniati | Editor: Glery Lazuardi
Lokasi pemasungan dipiih agar menudahkan Ani untuk mandi dan kakus.
"Dipasung berdasarkan kesepakatan warga dan anak karena membahayakan warga sekitar ngamuknya," ujarnya.
Kata Juhenah, Ani dipasung pada Kamis malam tanggal 17 November 2022 jam 20.00 WIB.
Rantai sepanjang 1,5 meter dikalungkan pada leher Ani dan digembok. Sebelum rantai dipasang, leher Ani dibalut dengan ban sepeda agar rantainya tidak lecet di lehernya.
"Pakai ban sepeda biar tidak lecet dan dirante dilehernya digembok," terangnya.
"Sempat dirantai ditangan di rumah saudaranya kemudian lepas rantainya," tambahnya.
Baca juga: Kisah Ani, Emak-emak asal Banten Hidup dalam Pasungan di Tengah Hutan, Masih Sering Ngamuk
Setelah dirantai, kemudian ujung rantai digembok disebuah pohon, rantai diperoleh dari warga setempat.
"Rantainya dipohon sepanjang 1 meter setengah dari warga," ucapnya.
Meski dirantai, warga memberikan ember, gayung dan makanan.
"Saya yang ngasih makan, dikasih ember, gayung," ungkapnya.
Kata Juhenah, Ani baru saja pulang dari Lampung, sebelumnya dia sudah 13 tahun tidak tinggal disana.
"Sudah 13 tahun engga tinggal di sini, dia di Lampung sebelumnya," jelasnya.
Pada Jumat 26 November 2022, rantai yang terpasng dileher Ani dilepas didampingi RT, kepala desa, camat, dinas dan pihak puskesmas.
"Ada si engkoh pendatang dia yang ngebantu buat ngelepasin rante dibantu sama yang lain juga," terangnya.
Selanjutnya, Ani dibawa ke yayasan Bani Syifa untuk dirawat.
"Pas dilepas dia seneng banget, sekarang udah disana diyayasan ODGJ," jelasnya.
Juhenah berharp semoga Ani segera sembuh dari sakitnya.
TribunBanten.com sudah mendatangi kantor kelurahan setempat, namun kepala desa sedang tidak ada di lokasi.
