Breaking News

Periode 1 Januari - 11 Maret 2024 Ada 461 Kasus DBD di Tangsel

Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan mencatat ada 461 kasus demam berdarah dengue (DBD).

Editor: Abdul Rosid
Hermina Hospital
Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan mencatat ada 461 kasus demam berdarah dengue (DBD). 

TRIBUNBANTEN.COM - Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan mencatat ada 461 kasus demam berdarah dengue (DBD).

Jumlah kasus tersebut berdasarkan data per 1 Januari hingga 11 Maret 2024.

“1 Januari sampai dengan 11 Mei 2024 berjumlah 461 dan tidak ada kasus kematian. ” ucap Kepala Dinkes Tangsel Allin Hendalin Mahdaniar, Selasa (22/5/2024).

Baca juga: Hampir Dua Tahun, Polres Tangsel Tak Tangkap Terduga Pemerkosa Remaja Meski Identitas Dikantongi

Allin tak menampik bahwa terdapat peningkatan jumlah kasus DBD di Tangerang Selatan jika dibandingkan dengan jumlah kasus pada 2023 sebanyak 420.

Namun, ia juga memastikan, dalam dua tahun terakhir ini tidak ada warga Tangerang Selatan yang meninggal dunia akibat DBD.

Adapun laporan bulanan kasus DBD 2024 di Tangerang Selatan yakni Januari 70 kasus, Februari 131 kasus, Maret 167 kasus, April 71 kasus, dan Mei (sampai pekan kedua) sebanyak 22 kasus.

“Dari data tersebut grafik laporan bulanan di bulan April dan mei kasus DBD sudah bisa dikendalikan,” tegas Allin.

Sementara, Kecamatan di Tangerang Selatan yang paling tertinggi ditemukan kasus DBD 2024 adalah Pamulang sebanyak 91 kasus.

“Selanjutnya Kecamatan Serpong 86 kasus, Kecamatan Ciputat 73 kasus, Kecamatan Pondok Aren 65 kasus, Kecamatan Serpong Utara 63 kasus, Kecamatan Setu 42 kasus dan Kecamatan Ciputat Timur 41 kasus,” ungkap Allin.

Sejauh ini, Allin menyampaikan bahwa pengendalian program DBD di Tangerang Selatan meliputi pencegahan dan pemutusan mata rantai penularan.

“Untuk pencegahan, Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan sudah melakukan upaya Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 3 M plus dengan program Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik,” kata Allin.

“Untuk pemutusan mata rantai penularan dengan cara melakukan penyemprotan fogging untuk wilayah yang terjadi penularan kasus DBD berdasarkan Penyelidikan Epidemiologi (PE) yang dilakukan oleh petugas puskesmas,” lanjut dia.

Terlepas dari itu, Allin menegaskan bahwa pihaknya telah memberikan larvasida selektif untuk daerah endemis DBD.

 

Artikel ini telah tayang di Kompas.com

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved