Ayah Korban Penganiayaan 2 Oknum TNI di Serang Banten Ungkap Fakta Baru, Sempat Diabaikan Pihak RS

Fahrul Abdillah harus meregang nyawa usai dianiaya dua oknum TNI di Jalan Veteran, Kota Serang, Banten pada Selasa (15/4/2025).

Penulis: Misbahudin | Editor: Abdul Rosid
TribunBanten.com/Misbahudin
PENGEROYOKAN - Fahrul Abdillah harus meregang nyawa usai dianiaya dua oknum TNI di Jalan Veteran, Kota Serang, Banten pada Selasa (15/4/2025). 

Laporan wartawan TribunBanten.com, Misbahudin 

TRIBUNBANTEN.COM, LEBAK - Fahrul Abdillah harus meregang nyawa usai dianiaya dua oknum TNI di Jalan Veteran, Kota Serang, Banten pada Selasa (15/4/2025).

Ayah kandung korban, Nana Sujana mengungkapkan, anaknya dianiaya oleh empat orang. Dua di antaranya oknum TNI, sedangkan sisanya warga sipil.

Usai aksi pengeroyokan, Nana menceritakan, anaknya sempat dilarikan ke salah satu rumah sakit swasta di Kota Serang inisal SA.

Akan tetapi, korban tidak mendapatkan perawatan serius dari pihak rumah sakit tersebut, namun hanya diberikan inpus. 

Baca juga: Ini Anggota Tubuh Korban Mutilasi di Serang Banten yang Belum DItemukan

Melihat kondisi almarhum Fahrul Abdillah yang sudah terkapar, pihaknya diminta untuk mengisi biaya administrasi terlebih dahulu dengan nominal Rp100 juta, jika korban ingin dirawat. 

"Dibawa ke RS SA, cuma anak saya hanya diinpus doang dan tangannya diikat, karena respon tidak beraturan," ujarnya saat ditemui di rumahnya, Kampung Sajira Barat, (20/4/2025).

"Dan kami kecewa, tindak ditangani langsung sama mereka waktu itu, malah disuruh ngurus-ngurus administrasi dulu." 

"Maksudnya nyawa itu sangat penting, ketimbang administrasi. Tapi mungkin kami tidak tahu yah," sambungnya. 

Akhirnya, Nana memutuskan membawa sang anak ke RSUD Banten

"Karena kita panik, takut kenapa-kenapa, makanya kita bawa ke RSUD Banten sama keluarga," katanya. 

"Alhamdulillah di RSUD Banten dirawat tuh," sambungnya. 

Menurutnya, pada saat anaknya di RSUD Banten, belakang kepala anaknya bengkak, dahi bengkak dan batuk darah. 

"Kalau di RS SA mah enggak, cuma setelah di RSUD Banten bengkak semuanya, sama batuk darah," ujarnya. 

"Mungkin karena tidak langsung ditangani, hingga akhirnya bengkak," sambungnya.

Saat dirujuk ke RSUD Banten, sang anak dalam kondisi koma, sebelum pada akhirnya meninggal pada Jumat 18 April 2025 sekitar pukul 6.25 WIB. 

"Mungkin saja kalau waktu itu pertama dirawat serius, mungkin saja bisa terselamatkan. Cuma mungkin sudah takdirnya begitu," ungkapnya. 

"Almarhum langsung kami bawa ke rumah di Lebak," sambungnya. 

Tak hanya itu, pada saat korban dirawat di RSUD Banten, tidak ada satu pun pelaku atau perwakilan anggota yang datang menjenguk. 

"Tidak ada, semuanya yang nunggu cuma keluarga dan teman-teman anak saya sendiri. Sampe dibawa pulang juga tidak ada pengawalan," katanya.

"Cuma pada saat tiba di rumah, sudah banyak anggota yang hadir, kami juga gak tahu mereka bisa ada di rumah," sambungnya. 

TribunBanten.com, masih berupaya mengkonfirmasi pihak RS SA terkait penanganan korban Fahrul Abdillah.

Sumber: Tribun Banten
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved