Setelah 6 Tahun, Warga Lebak Tantang Gubernur dan Wakil Gubernur Banten, Datang ke Lokasi Huntara

Warga Kecamatan Lebakgedong, Kabupaten Lebak, menantang Gubernur dan Wakil Gubernur Banten, Andra Soni dan Dimyati Natakusumah untuk datang ke lokasi

Penulis: Misbahudin | Editor: Ahmad Tajudin
TribunBanten.com/Misbahudin
HUNTARA - Warga Kecamatan Lebakgedong, Kabupaten Lebak, menantang Gubernur dan Wakil Gubernur Banten, Andra Soni dan Dimyati Natakusumah untuk datang ke lokasi hunian sementara (Huntara), Rabu (15/5/2025). 

Laporan Wartawan TribunBanten.com, Misbahudin 

TRIBUNBANTEN.COM, LEBAK - Warga Kecamatan Lebakgedong, Kabupaten Lebak, menantang Gubernur dan Wakil Gubernur Banten, Andra Soni dan Dimyati Natakusumah untuk datang ke lokasi hunian sementara (Huntara).

Demikian itu disampaikan oleh pemuda bernama Jaenudin, mewakili korban bencana alam yang hingga saat ini masih tinggal di hunian sementara (Huntara).

Jaenudin menyampaikan, perolehan suara Andra Soni dan Dimyati Natakusumah pada Pilkada 2024 di Kecamatan Lebakgedong, mencapai 91 persen. 

"Kami menantang Andra Soni yang menang suara 91 persen, kami tunggu Pak di sini," ujarnya saat ditemui di lokasi Huntara, Rabu (15/5/2025).

Baca juga: 6 Tahun Terlupakan: Warga Korban Bencana di Lebak Terlunta di Huntara, Janji Pemerintah Tinggal Kata

"Masa iya kalah sama Pak Asep Awaludin yang kami tidak pilih, sudah datang ke sini," sambungnya. 

Jaenudin menegaskan jika Gubernur Andra tidak datang ke lokasi Huntara, maka dirinya dan para warga akan menggeruduk kantor Gubernur Banten. 

"Kalau Bapak tidak sanggup datang ke sini, kami yang datang ke kantor bapak sambil membawa dua mobil truk massa," tegasnya. 

Menurut Jaenudin pemerintah yang tidak peduli dengan rakyatnya tidak usah dihormati, melainkan harus dilawan. 

Baca juga: Dewan Asep Nangis Dengar Keluhan Warga Lebak yang Tinggal di Huntara, 6 Tahun Dibiarkan Pemerintah

"Pemerintah nu goblok mah ulah dihormati (pemerintah yang goblok mah jangan dihormati), tapi dilawan," ujarnya. 

"Saya tidak takut kalau dilaporkan juga soal kata-kata kotor saya, karena tujuan saya menyampaikan aspirasi warga." 

"Jadi lamun aya nu ngabela, tapi nu ngabelana dilaporkan saha nu goblok? (Kalau ada yang bela, tapi yang bela dilaporkan, siapa yang goblok," sambungnya. 

Sumber: Tribun Banten
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved