Data BPS: Tingka Pengangguran Terbuka di Kabupaten Serang Tahun 2024 Tertinggi di Banten

Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Serang mencatat, tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Kabupaten Serang mencapai 9,18 persen di tahun 2025.

Penulis: Muhammad Uqel Assathir | Editor: Abdul Rosid
Muhammad Uqel/TribunBanten.com
GEDUNG BPS KABUPATEN SERANG - Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Serang mencatat, tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Kabupaten Serang mencapai 9,18 persen di tahun 2025. 

Laporan Wartawan TribunBanten.com, Muhammad Uqel

TRIBUNBANTEN.COM, SERANG - Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Serang mencatat, tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Kabupaten Serang mencapai 9,18 persen di tahun 2025.

Angka tersebut menempatkan Kabupaten Serang sebagai daerah dengan TPT tertinggi di Provinsi Banten.

Kondisi ini menjadi perhatian serius pemerintah daerah, mengingat Kabupaten Serang dikenal sebagai salah satu wilayah industri yang cukup besar di Banten.

Baca juga: DKPP Kabupaten Serang Klaim Sudah Tangani Penyakit Kresek di Area Sawah Ciruas

Statistisi Ahli Muda BPS Kabupaten Serang, Shidiq Abdul Aziz mengatakan, tantangan terbesar sektor ketenagakerjaan di wilayah Kabupaten Serang adalah tingginya kasus pemutusan hubungan kerja (PHK).

“Jumlah PHK di Provinsi Banten pada Januari-Agustus 2024 tercatat sebanyak 6.300 orang. Dari jumlah itu, sebagian besar terjadi di Kabupaten Serang, yaitu sekitar 7.950 orang atau setara dengan TPT 9,18 persen,” ujar Abdul Aziz, Rabu (25/6/2025).

Shidiq menjelaskan, pengangguran di Kabupaten Serang lebih banyak dialami oleh perempuan. TPT perempuan mencapai 10,53 persen, sedangkan laki-laki sebesar 8,37 persen.

“Artinya, dari setiap 100 angkatan kerja laki-laki, sekitar delapan orang menganggur. Sedangkan dari 100 angkatan kerja perempuan, sekitar 10 hingga 11 orang termasuk pengangguran terbuka,” ungkapnya.

Dari sisi pendidikan, TPT tertinggi berada pada lulusan SMA atau sederajat, termasuk SMK dan MA. 

Namun secara absolut, angkatan kerja di Kabupaten Serang masih didominasi oleh lulusan SD atau yang tidak tamat sekolah.

“Masalah ini sudah lama terjadi. Masih ada ketidaksesuaian antara pendidikan menengah dengan kebutuhan industri. Beberapa perusahaan mungkin membutuhkan tenaga kerja dengan pendidikan yang lebih tinggi, seperti lulusan perguruan tinggi,” pungkasnya.

Sumber: Tribun Banten
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved